Penulis: Alysia Syallomita Tandiarang
Mahasiswa sebagai generasi intelektual yang akan menjadi generasi penerus bangsa, diharapkan bisa membantu masyarakat agar bisa lebih berkembang dan mengikuti perkembangan jaman. Salah satu upaya dari perguruan tinggi untuk mewujudkan hal tersebut dengan mengadakan program KKN (Kuliah Kerja Nyata), KKN ini sendiri adalah program yang merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu di Indonesia. Pelaksaan KKN biasanya berlangsung antara satu sampai dua bulan dan bertempat di suatu desa.
Tujuan dengan diadakannya KKN ini untuk membentuk kepedulian, kesadaran masyarakat mengenai hal apapun itu dan membantu untuk mengembangkan desa tersebut dengan mencari keunggulan atau peluang dari desa tersebut. Desa menjadi sasaran KKN disebabkan oleh berbagai jenis masalah yang terjadi, seperti: kekurangan tenaga kerja terampil, pemimpin yang kurang inovatif, masyarakat masih menganut prinsip-prinsip budaya tradisional sehingga banyak menghambat program- program pemerintah yang telah dicanangkan.
Hal ini dapat terlihat dengan jelas dari sumber kehidupan yang hanya mengandalkan dari sektor pertanian tradisional dan masih adanya masyarakat yang pengangguran, sehingga banyak yang berpindah ke kota-kota besar. Ini akan menghambat kelancaran pembangunan di Indonesia. Oleh karena itu, perguruan tinggi diharapkan dapat mengambil peran dengan menerjunkan mahasiswa nya untuk membangun desa melalui kuliah kerja nyata.
Glintang merupakan salah satu desa di kecamatan Sambi yang terdiri dari 16 desa. Kecamatan Sambi ini sendiri berada di Kabupaten Boyolali. Di desa Glintang ini sendiri terdapat 2 SD yaitu SD 1 Glintang dan SD 2 Glintang dan MIM Glintang. Saya sebagai mahasiswa dari Universitas Slamet Riyadi Surakarta memilih SD 1 Glintang sebagai sasaran dari program kerja saya yaitu sosialisasi pemanfaatan barang bekas guna menumbuhkan jiwa kewirausahaan sejak dini.
Karena saat ini banyaknya sampah plastik yang bisa menjadi pencemaran lingkungan dengan adanya sosialisasi ini diharapkan anak-anak sejak dini bisa memiliki pola pikir untuk mendaur ulang sampah yang ada di lingkungannya dan bisa membuat sesuatu yang berguna dari sampah yang ada. Seperti yang saya sosialisasi kan dengan mendaur ulang botol plastik dan menghiasnya dengan cat dan dijadikan pot.
Dalam merealisasikan program kerja ini saya melakukan sosialisasi terhadap anak yang berada di SD 1 Glintang lebih tepatnya pada kelas 4 dan 5 yang akan menginjak bangku SMP. Kami kelompok 22 membantu memberikan pemahaman dan pengetahuan di SD 1 Glintang mengenai pemanfaatan barang bekas pada hari Sabtu 29 Juli 2023 pada pukul 09.00 – 11.00.
Saya menggunakan metode sosialisasi karena metode ini yang paling mudah dan dapat di terima oleh para siswa siswi. Data dari Making Oceans Plastic Free (2017) menyatakan rata-rata ada 182,7 miliar kantong plastik digunakan di Indonesia setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut total bobot sampah kantong plastic di Indonesia mencapai 1.278.900 per tahunnya. Dengan banyaknya sampah plastik yang ada di Indonesia kita harus mengupayakan untuk daur ulang plastik menjadi barang yang berguna lagi bahkan memiliki nilai jual.
Dengan adanya limbah botol plastik yang ada di sekitaran daerah tersebut kami memutuskan untuk menggunakan botol plastik dan digunakan untuk pot tanaman dan dihias dengan cat akrilik sehingga anak-anak tidak merasa bosan dan tertarik untuk membuat pot dari botol tersebut. Dan juga botol tersebut menjadi lebih menarik dan bisa digunakan bahkan bisa memiliki nilai jual. Proses pembuatan pot dari botol ini sendiri sangat mudah diantaranya :
- Mencari botol bekas
- Memotong botol menjadi setengah bagian dan membolongi bagian bawah untuk aliran air
- Menyiapkan kuas dan cat akrilik
- Menyiapkan botol dan mewarnai botol tersebut dengan cat akrilik
- Setelah selesai proses cat, botol dijemur agar cat kering dengan sempurna
- Setelah cat kering maka pot bisa langsung digunakan
Dengan pemanfaatan botol plastik ini diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah plastik yang ada dan dapat membuat barang yang berguna dari sampah plastik tersebut bahkan memiliki nilai jual.
Dengan sosialisasi yang dilaksanakan di SD 1 Glintang oleh KKN dari Universitas Slamet Riyadi Surakarta diharapkan anak-anak bisa lebih memperhatikan lingkungan sekitar dan memanfaatkan barang yang ada dilingkungannya dan mejadikan barang tersebut menjadi lebih berguna dan bernilai. Tidak biasanya penggunaan limbah yang di daur ulang menjadi hal yang jarang digunakan di kalangan masyarakat karena tidak ada kebiasaan pemanfaatan limbah yang ada di sekitar.
Melalui kegitan sosialisasi ini diharapkan anak-anak memiliki pola pikir atau kebiasaan untuk memanfaatkan limbah yang ada di sekitar untuk dijadikan sesuatu yang berguna bahkan memiliki nilai jual. Dengan begitu dapat mengurangi jumlah limbah yang ada dan dapat membuat anak- anak berfikir kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan barang yang tidak digunakan di sekitarya dibuat menjadi sesuatu yang menarik. Banyak nya limbah plastik di Indonesia harus membuat kita untuk mengurangi limbah tersebut baik dengan mengurangi penggunaan plastic dalam kehidupan sehari-hari tetapi juga pemanfaatan limbah plastik agar tidak terbuang begitu saja dan menjadi sampah yang menumpuk dan membawa dampak yang tidak baik juga bagi kesehatan dengan banyaknya sampah di sekitaran lingkungan tempat tinggal.
Dengan memberikan informasi dan sosialisasi kepada anak-anak di SD 1 Glintang, harapannya adalah mereka akan lebih menyadari untuk menggunakan limbah yang ada di sekitar dan memanfaatkannya menjadi sesuatu yang berguna bahkan bernilai jual . Dengan demikian, upaya ini tidak hanya berdampak positif pada lingkungan, tetapi juga pada keseluruhan masyarakat desa Glintang.
Sebagai mahasiswa yang terlibat dalam KKN, kita berharap bahwa melalui kegiatan ini, kita telah berhasil memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan membantu menciptakan kesadaran yang lebih baik terhadap pentingnya pemanfaatan limbahy di lingkungan masyarakat, khususnya di kalangan anak-anak. Dengan begitu, kita dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan bersih.