• TENTANG KAMI
  • KIRIM TULISAN
  • REDAKSI
FORKA
Indonesia Imaji
  • BERANDA
  • FORKA INSTITUE
    • RISET
    • DISKUSI
  • SOCIAL ENTERPRISE
  • BERITA
  • OPINI
  • AKADEMI
  • BISNIS
  • KOMUNITAS
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • FORKA INSTITUE
    • RISET
    • DISKUSI
  • SOCIAL ENTERPRISE
  • BERITA
  • OPINI
  • AKADEMI
  • BISNIS
  • KOMUNITAS
No Result
View All Result
FORKA
No Result
View All Result

Mengubah Masalah Menjadi Ide Usaha

FORKA INDONESIA by FORKA INDONESIA
October 17, 2024
in OPINI
1
Mengubah Masalah Menjadi Ide Usaha
0
SHARES
2.8k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Penulis: Muhammad Luthfi Hamdani

Kewirausahaan diketahui menjadi salah satu solusi yang paling ampuh guna mengatasi masalah kesejahteraan nasional, menyerap lebih banyak tenaga kerja yang berarti mengurangi jumlah pengangguran dan guna meningkatkan standar hidup masyarakat.

Berdasarkan pemahaman di atas, kita bisa memahami bahwa semua negara di seluruh dunia memerlukan kehadiran sebanyak mungkin wirausahawan untuk memperbaiki kondisi sosial-ekonomi mereka.

Berdasarkan data dari Kemenkop dan UKM, jumlah wirausaha Indonesia meskipun sudah ada peningkatan, namun baru mencapai 3,5 persen dari jumlah penduduk. Rasio ini masih lebih rendah dibandingkan dengan negara lain seperti Malaysia 5 persen, China 10 persen, Singapura 7 persen, Jepang 11 persen maupun AS yang 12 persen. Sedangkan data dari BPS tahun 2020 menunjukkan bahwa Indonesia masih menmiliki sekitar 7 juta penangguran.

Mengutip dari Zimmerer (1996), dijelaskan bahwa hakikat kewirausahaan adalah kreativitas yaitu kemampuan mengembangkan ide-ide dan menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan menghadapi peluang (creativity is the ability to enhance or to enrich people’s live).

Memulai aktifitas berwirausaha tentu bukan proses yang mudah dan sederhana. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kesediaan seseorang untuk menjadi wirausahawan. Mulai dari ide, seperangkat mentalitas dan karkater hingga kompetensi teknis guna menjalankan bisnis.

Dari segi karakter, mengutip dari Barringer dan Ireland (2016) dalam buku “Entrepreneurship; Successfully Launching New Ventures”, setidaknya ada empat karakter dari seorang wirausahawan sukses, yaitu: Memiliki passion untuk menjalankan bisnis, berfokus pada pelanggan atau produk, keserdasan dalam mengeksekusi dan kesiapan untuk pantang menyerah menghadapi kegagalan.

Karakter-karakter tersebut, sejauh pengamatan penulis bisa saja tumbuh dari eksposur masing-masing individu dari orang-orang di sekitarnya yang melakukan usaha, menjadi wirausaha. Bisa juga diupayakan dengan beragam proses edukasi baik dari pemerintah maupun pihak swasta.

Karakter dan motivasi berwirausaha ini juga bisa lebih cepat muncul apabila seorang individu memahami insentif ataupun keunggulan yang akan mereka peroleh apabila menjadi wirausahawan. Misalnya berupa terpenuhinya kebutuhan ekonomi mereka, peningkatan kesejahteraan, kebebasan beraktifitas dan berkreasi tanpa tekanan dari atasan hingga memperoleh status sosial khusus di tengah masyarakat tempat mereka tinggal.

Setelah memahami beragam insentif dan memiliki karakter yang sesuai, proses kewirausahaan dilanjutkan dengan berbagai proses teknis. Hal ini tentu guna memastikan bahwa pilihan usaha yang akan dijalankan tidak asal-asalan dan investasi berupa modal yang disalurkan tidak terbuang dengan sia-sia.

Masih mengutip dari buku Barringer dan Ireland (2016), model dasar dari proses kewirausahaan berisi tahapan-tahapan berikut: menyadari peluang dan meunculkan ide, melakukan studi kelayakan, membangun model bisnis yang efektif, menganalisa kompetitor dan kondisi industri, menyusun rencana bisnis, mencari modal usaha, dan membangun tim. Apabila proses-proses tersebut sudah dilewati, maka selanjutnya adalah melakukan manjerial pada usaha (pemasaran, strategi, keuangan) agar terus berkembang.

Memulai dari Masalah

Banyak dari kita yang gagal di awal untuk memulai usaha sebab tidak mampu mengidentifikasi dan menangkap peluang. Kita bertanya-tanya apa peluang usaha yang bisa digarap? Ide-ide kita terbatas. Seringkali akhirnya sekadar ikut tren, bergabung dengan bisnis yang kita diiming-imingi keuntungan sangat besar atau dalam banyak kasus kita tidak pernah memulai usaha sama sekali.

Kemampuan mengidentifikasi peluang usaha ini krusial. Sebab tanpa mampu menangkap peluang, kita sama sekali tidak akan memulai usaha, atau memulai usaha yang kurang layak dikerjakan secara keberlanjutan dan keuntungan. Dalam bukunya, Barringer dan Ireland (2016; 44) menuliskan ada tiga pendekatan yang bisa dilakukan guna menangkap peluang bisnis, yaitu: melakukan observasi pada tren (ekonomi, teknologi, sosial, politik dan perubahan regulasi), menemukan lalu menyelesaikan masalah, dan menemukan celah (gap) pasar.

Mari mengulas pendekatan “menemukan dan menyelesaikan masalah”. Masalah (problem) bisa dikenali atau diidentifikasi dengan mengamati tantangan yang dihadapi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari mereka. Tantangan yang notabene masalah ini harus dibuat menjadi lebih sederhana, atau dalam kata lain ditemukan solusinya.

Menemukan masalah dan solusinya saja tentu tidak cukup. Ketika ingin menjadikan masalah sebagai permulaan ide usaha, kita harus memastikan bahwa masalah tersebut dialami oleh banyak orang, bukan hanya satu atau dua.

Menemukan solusi masalah ini juga yang menjadi alasan usaha rintisan seperti Gojek, Tokopedia, Ruang Guru dan sebagainya bisa sebesar saat ini. Beberapa usaha rintisan terbaru misalnya bernama MediKatalog. Start-up yang dikembangkan Azhar Rafiq bersama timnya ini berangkat dari keresahan terkait masalah kelangkaan APD yang menyebabkan banyak tenaga medis bertaruh nyawa selama pandemi.

Berangkat dari masalah tersebut, MediKatalog membangun platform bisnis jual beli dan inventori stok otomatis APD rumah sakit. Dengan dikembangkannya platform tersebut, diharapkan dapat membantu kestabilan stok APD dari mulai produksi hingga digunakan oleh oleh tenaga medis. Ide bisnis yang dikembangkan dari masalah APD ini mengantar MediKatalog menjadi juara dalam Startup Weekend Covid-19 Online 2020. (Bisnis.com)

Misalnya juga rintisan usaha bernama SafetyWeb telah membuat layanan berbasis Web yang membantu orang tua melindungi reputasi, privasi, dan keamanan online anak-anak mereka. Ide usaha ini berangkat dari masalah berupa tren sosial berupa semakin banyaknya aktivitas online oleh anak-anak mengakibatkan kebutuhan akan layanan ini. (Barringer dan Ireland, 2016)

Ada begitu banyak masalah yang masih “bergentayangan” di sekitar kita. Mulai pendidikan, pangan, layanan jasa, hingga properti. Beragam masalah ini butuh penyelesaian dan apabila insting wirausaha kita baik, maka selain memberikan solusi, masalah-masalah tersebut bisa jadi ide bisnis yang brilian. Tentu setelah menemukan ide dari masalah, proses kewirausahaan selanjutnya masih panjang. Memerlukan keahlian teknis, tim yang kuat, akses modal, motivasi tinggi dan berani mengambil resiko.

 

Previous Post

Kongres PMII 2021 dan Peluang Menciptakan Wirausahawan Sosial

Next Post

Motivasi, Mindset dan Kreatifitas Wirausaha

Next Post
Motivasi, Mindset dan Kreatifitas Wirausaha

Motivasi, Mindset dan Kreatifitas Wirausaha

Comments 1

  1. Pingback: Motivasi, Mindset Dan Kreatifitas Wirausaha - FORKA

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

STAY CONNECTED

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Penggolongan Koperasi

Penggolongan Koperasi

March 9, 2024
Memahami Teknologi dan Proses Produksi Ramah Lingkungan

Memahami Teknologi dan Proses Produksi Ramah Lingkungan

January 23, 2025
Lima Elemen Kualitas Layanan

Lima Elemen Kualitas Layanan

October 19, 2024
Mengubah Masalah Menjadi Ide Usaha

Mengubah Masalah Menjadi Ide Usaha

October 17, 2024
Generasi Pribumi Digital dan Urgensi Studi Bisnis Digital

Generasi Pribumi Digital dan Urgensi Studi Bisnis Digital

5
Pelatihan Kewirausahaan Pembuatan Tempat Hand Sanitizer

Pelatihan Kewirausahaan Pembuatan Tempat Hand Sanitizer

4
BISNIS YANG DIPREDIKSI SEGERA TUMBUH PASCA PANDEMI COVID-19

BISNIS YANG DIPREDIKSI SEGERA TUMBUH PASCA PANDEMI COVID-19

2
Mengubah Masalah Menjadi Ide Usaha

Mengubah Masalah Menjadi Ide Usaha

1
The Seroja Smart House; A Project Proposal

The Seroja Smart House; A Project Proposal

June 5, 2025
Forka Impact Lab; A Business Project Idea

Forka Impact Lab; A Business Project Idea

June 5, 2025
Petaka Literasi dan Nalar Kritis Rendah

Petaka Literasi dan Nalar Kritis Rendah

June 5, 2025
Gelar RTAR ke-10, Kader Perempuan Terpilih Menjadi Ketua PMII Rayon Mohammad Hatta

Gelar RTAR ke-10, Kader Perempuan Terpilih Menjadi Ketua PMII Rayon Mohammad Hatta

June 2, 2025
  • Penggolongan Koperasi

    Penggolongan Koperasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memahami Teknologi dan Proses Produksi Ramah Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lima Elemen Kualitas Layanan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengubah Masalah Menjadi Ide Usaha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • MENGENAL PHILIP KOTLER DAN PEMASARAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
FORKA

A research and training center focus on economic empowerment base on social entrepreneurship and digital technology #IndonesiaBerdaya

Email: idforka@gmail.com
Whatsapp: 0851-5840-5844

RECENT NEWS

The Seroja Smart House; A Project Proposal

The Seroja Smart House; A Project Proposal

June 5, 2025
Forka Impact Lab; A Business Project Idea

Forka Impact Lab; A Business Project Idea

June 5, 2025
Petaka Literasi dan Nalar Kritis Rendah

Petaka Literasi dan Nalar Kritis Rendah

June 5, 2025

POPULAR POST

Penggolongan Koperasi

Penggolongan Koperasi

March 9, 2024
Memahami Teknologi dan Proses Produksi Ramah Lingkungan

Memahami Teknologi dan Proses Produksi Ramah Lingkungan

January 23, 2025
Lima Elemen Kualitas Layanan

Lima Elemen Kualitas Layanan

October 19, 2024
  • TENTANG KAMI
  • KIRIM TULISAN
  • REDAKSI

© 2021 Forka Indonesia

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • FORKA INSTITUE
    • RISET
    • DISKUSI
  • SOCIAL ENTERPRISE
  • BERITA
  • OPINI
  • AKADEMI
  • BISNIS
  • KOMUNITAS
  • KIRIM TULISAN
  • REDAKSI
  • TENTANG KAMI

© 2021 Forka Indonesia