Mengidentifikasi dan mengembangkan peluang adalah inti dari pembahasan kewirausahaan. Inti dari kewirausahaan berkisar pada pertanyaan:
“mengapa, kapan, dan bagaimana peluang untuk menciptakan barang dan jasa di masa depan muncul dalam perekonomian?”
Konsep Peluang Usaha
Venkataraman (2000) dalam (Mishra & Zachary, 2015; 50) memandang peluang bisnis sebagai “situasi di mana barang, jasa, bahan mentah, dan metode pengorganisasian baru dapat diperkenalkan dan dijual dengan harga yang lebih besar daripada biaya produksinya”. Menurut (Barringer & Ireland, 2010) peluang adalah serangkaian keadaan yang menguntungkan yang menciptakan kebutuhan akan produk, layanan, atau bisnis baru.
Peluang usaha adalah kesempatan untuk memulai bisnis dengan memanfaatkan berbagai faktor yang ada, seperti pasar dan sumber daya yang tersedia. Faktor yang mempengaruhi peluang usaha antara lain ketersediaan modal, pengetahuan dan keahlian, lokasi, persaingan, dan kebutuhan pasar. Untuk mengidentifikasi peluang usaha yang tepat, perlu melakukan riset pasar, mempertimbangkan modal dan keahlian yang dimiliki, serta menganalisis kondisi persaingan dan kebutuhan pasar. (Parhusip et al., 2023)
Adapun definisi peluang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kesempatan. Sedangkan bisnis adalah suatu individu/organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen untuk mendapatkan laba (kbbi.web.id). Maka dapat disimpulkan peluang bisnis adalah kesempatan suatu individu/organisasi dalam menjual barang atau jasa kepada konsumen untuk mendapatkan laba.
Mencari dan Menciptakan Peluang Usaha Digital
Ada tiga pendekatan yang digunakan pengusaha untuk mengidentifikasi peluang yang dapat dipilih oleh usaha baru mereka (Barringer & Ireland, 2010), yaitu:
- Observasi tren
- Menyelesaikan masalah
- Menemukan kesenjangan/gap di pasar
Ketiga pendekatan tersebut dijelaskan ulang dalam pemaparan berikut:
Observasi Tren.
Pada pendekatan ini, identifikasi peluang dilakukan dengan mengamati tren dan mempelajari bagaimana tren tersebut menciptakan peluang bagi wirausahawan untuk mengejarnya. Tren yang paling penting untuk diikuti adalah tren ekonomi, tren sosial, kemajuan teknologi, serta tindakan politik dan perubahan peraturan.
- Tren Ekonomi. Ketika perekonomian kuat, masyarakat mempunyai lebih banyak uang untuk dibelanjakan dan bersedia membeli produk dan layanan yang meningkatkan kehidupan mereka. Penting untuk mengevaluasi siapa yang mempunyai uang, siapa pengambil keputusan keuangan dalam keluarga dan untuk apa mereka membelanjakannya. Misalnya peningkatan jumlah pekerja perempuan dan peningkatan pendapatan yang dapat dibelanjakan, sebagian besar berdampak atas jumlah pengecer online dan toko pakaian butik yang menargetkan perempuan profesional dalam beberapa tahun terakhir.
- Tren Sosial. Seringkali, alasan keberadaan suatu produk atau layanan lebih berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan sosial dibandingkan kebutuhan yang tampak dipenuhi oleh produk tersebut. Keberadaan restoran cepat saji, misalnya, bukan disebabkan oleh kecintaan masyarakat terhadap makanan cepat saji, namun karena masyarakat sibuk dan sering tidak punya waktu untuk memasak sendiri. Demikian pula, situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram tidak populer karena dapat digunakan untuk memposting informasi dan foto di situs web. Mereka populer karena memungkinkan orang untuk terhubung dan berkomunikasi satu sama lain, yang merupakan kecenderungan alami manusia.
- Tren Teknologi. Kemajuan teknologi juga memberikan peluang untuk membantu orang melakukan tugas sehari-hari dengan cara yang lebih baik dan nyaman. Misalnya keberadaan aplikasi Zoom Meeting yang memudahkan kita melaksanakan rapat secara daring.
Baca Juga: Buku Referensi Membangun Bisnis di Era Digital
Menyelesaikan Masalah (Solving a Problem)
Pendekatan kedua untuk mengidentifikasi peluang adalah dengan mengenali masalah dan menemukan cara untuk menyelesaikannya. Masalah dapat dikenali dengan mengamati tantangan yang dihadapi orang dalam kehidupan sehari-hari dan melalui cara yang lebih sederhana, seperti intuisi, atau secara kebetulan. Masih banyak permasalahan yang belum terselesaikan di masyarakat. Dengan memperhatikan masalah dapat mengarahkan kita pada pengenalan ide bisnis. Philip Kotler, seorang ahli pemasaran, berkata:
“Carilah masalah. Orang-orang mengeluh tentang sulitnya tidur sepanjang malam, membersihkan rumah yang berantakan, mencari liburan yang terjangkau, menelusuri asal usul keluarga, menyingkirkan rumput liar di taman, dan sebagainya.”
Menemukan kesenjangan di pasar
Ada banyak contoh produk yang dibutuhkan atau diinginkan konsumen yang tidak tersedia di lokasi tertentu atau tidak tersedia sama sekali. Sebagian dari masalah ini disebabkan oleh pengecer besar, seperti Alfamart dan Indomaret, yang bersaing terutama dalam hal harga dan menawarkan barang-barang paling populer yang ditargetkan kepada konsumen umum.
Meskipun pendekatan ini memungkinkan pengecer besar mencapai skala ekonomi (economies of scale), namun hal ini masih menyisakan kesenjangan di pasar. Inilah alasan keberadaan toko-toko kelontong kecil, toko dengan produk-produk khusus, dan situs e-commerce. Bisnis-bisnis ini bersedia membawa barang dagangan yang tidak terjual dalam jumlah yang cukup besar.