Kemarin siang berkesempatan ngobrol bersama Mas Daniel Adi Susanto. Pegiat urban farming asli Solo yang mempublikasikan beragam aktifitas bertanamnya di akun Instagram @mewalik
Di tengah kenaikan harga-harga bahan pangan menjelang bulan Ramadhan, kita disentil untuk mengingat kembali cita-cita kedaulatan pangan.
Tidak perlu muluk-muluk dalam skala nasional atau global, versi mas Daniel: “Cukuplah saat akhir bulan ketika kondisi keuangan menipis kita tidak bingung mencari bahan pangan, ini sudah indikator berdaulat pangan.”
Kota Surakarta memang secara historis bukan area penghasil pangan, lebih lekat dengan aktifitas ekonomi perdagangan. Namun opsi memenuhi sebagian kebutuhan pangan kita di halaman atau pekarangan rumah sudah satu kemajuan.
Saran mas Daniel, dimulai dari tanaman yang mudah saja. Misalnya cabai, kangkung, sawi, seledri, dan sejenisnya. Beli bibit, media tanam, dan pupuk di toko pertanian sudah banyak yang menyediakan. Selanjutnya yang paling penting adalah konsistensi dalam merawat.
Cara menanam untuk urban farming ini sekarang juga terus berkembang. Ada hidroponik, akuaponik, sampai vertikal farming. Semua inovasi untuk bisa ‘bertani’ di lahan yang sempit.
Baca juga: Kuliah bisnis digital terbaik di Solo Raya
Selebihnya keterampilan mencari bibit yang berkualitas, menanam, merawat tanaman, panen, mengolah hasil panen, sampai menggunakan ulang media tanam agar bisa digunakan lagi setelah panen bisa langsung dipelajari di akun Instagramnya.
Konten-konten edukasi, sharing pengalaman dan tutorial yang dikreasikan oleh mas Daniel sangat menarik untuk kita jadikan inspirasi dan referensi.
Penulis: Luthfi Hamdani