Surakarta — Pembahasan ekonomi ramah lingkungan semakin sering muncul di tengah masyarakat. Hal ini antara lain karena intensitas bencana, dampak perubahan iklim, dan kejadian ekstrem lainnya semakin sering terjadi akibat perubahan lingkungan yang signifikan (Seftiani, 2024).
Dihadapkan pada ancaman tersebut, konsep dan praktik ekonomi ramah lingkungan atau ekonomi hijau menjadi salah satu opsi solusi, dimana ekonomi ramah lingkungan ini mencakup tiga kata kunci, yaitu: ekonomi, inklusi sosial dan lingkungan (UNEP, 2021).
United Nations Environment Programme (UNEP) adalah salah satu pemrakarsa pengembangan konsep ekonomi ramah lingkungan, menegaskan bahwa disamping mengedepankan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial, diperlukan pula upaya untuk mengurangi risiko terhadap lingkungan dan kelangkaan ekologis (Alcamo et al., 2014)
Menurut Loiseau et al., (2016) dalam (Rahmayani et al., 2022) dijelaskan bahwa green economy (ekonomi ramah lingkungan) merupakan sebuah konsep “payung” yang mencakup berbagai implikasi terkait pertumbuhan, kesejahteraan, efiesiensi, serta kegiatan untuk mengurangi risiko penggunaan sumber daya alam (SDA) yang bertujuan untuk mendukung transisi yang berkelanjutan.
Kesadaran dan tanggung jawab atas kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar dapat diterapkan di berbagai bidang salah satunya dengan praktik daur ulang sampah menjadi produk yang bernilai ekonomis.
Ekonomi ramah lingkungan diyakini sebagai alternatif solusi dari rusaknya lingkungan yang berdampak pada sosial ekonomi masyarakat. Ekonomi ramah lingkungan meninggalkan praktik-praktik ekonomi yang mementingkan keuntungan jangka pendek dan menggerakkan perekonomian yang rendah karbon berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan (Ardianingsih & Meliana, 2022).
Sehingga edukasi diperlukan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman tentang ekonomi ramah lingkungan agar menciptakan pemberdayaan masyarakat. Konsep ekonomi ramah lingkungan menuntut kreatifitas masyarakat untuk menjadi seorang wirausahawan baru dengan melihat kondisi lingkungan dan memanfaatkan kesempatan.
Program studi D-IV Bisnis Digital Politeknik AKBARA Surakarta, dengan fokus pada pendidikan di manajemen bisnis dan Teknologi Informatika (TI), berpartisipasi aktif dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui kegiatan pengabdian masyarakat. Salah satu upaya konkrit adalah pelatihan praktik ekonomi ramah lingkungan kepada kelompok SIBAT PMI Kota Surakarta.
Kegiatan ini merupakan bentuk upaya peningkatan kapasitas relawan SIBAT PMI Kota Surakarta dalam adaptasi dengan perkembangan tuntutan praktik ramah lingkungan dalam kegiatan ekonomi. Tujuan umum kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan mengenai konsep ekonomi ramah lingkungan, praktik aplikatif dalam bisnis, dan memahami peluang serta resiko yang ada di dalamnya.
Baca laporan lengkapnya melalui tautan berikut: https://ejournal.nusantaraglobal.ac.id/index.php/ejoin/article/view/2941