Pesan Al-Ouran mengenai lingkungan sangat jelas dan prospektif. Islam mempunyai peranan penting dalam menjaga kelestarian alam (lingkungan hidup). Islam merupakan agama yang memandang lingkungan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari keimanan seseorang terhadap Tuhannya.
Manifestasi dari keimanan seseorang dapat dilihat dari perilaku manusia, sebagai khalifah terhadap lingkungannya. Islam mempunyai konsep yang sangat detail terkait pemeliharaan dan kelestarian alam (lingkungan hidup).
Lingkungan merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen-komponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan atau seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Lingkungan atas Unsur biotik (manusia hewan dan tumbuhan) dan abiotik (udara, air, tanah, iklim dan lainnya). Allah swt berfirman:
“Kami tumbuhkan disana segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan padanya sumber-sumber kehidupan untuk keperluanmu, dan (Kami ciptakan pula) mahluk-mahluk yang bukan kamu pemberi rezekinya” (OS. al-Hijr:19-20)
Lingkungan hidup sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kehidupannya. Allah swt. berfirman:
“Dia-lah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjururya dan makanlah sebagian dari rezekiNya. Dan hanya kepada-Nya lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan” (OS. al-Mulk: 15).
Akan tetapi lingkungan hidup sebagai sumber daya mempunyai regenerasi dan asimilasi yang terbatas. Selama eksploitasi atau penggunaan batas daya regenerasi atau asimilasi, maka sumber daya terbarui dapat digunakan secara lestari. Akan tetapi apabila batas itu dilampaui, sumber daya akan mengalami kerusakan dan fungsinya sebagai faktor produksi dan konsumsi stau sarana pelayanan akan mengalami gangguan.
Oleh karena itu pembangunan lingkungan hidup pada hakekatnya untuk dan atau memperbesar manfaat lingkungan. Sehingga manusia mempunyai tanggung jawab memelihara dan memakmurkan alam sekitarnya. Allah swt. berfirman:
“Dan kepada kaum Tsamut (kami utus) saudara mereka, Shaleh. Dia berkata “wahai kaumku sembahlah Allah, tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya. Kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (RahmatNya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya)”. (O.S. Hud: 61)
Upaya memelihara dan memakmurkan tersebut bertujuan untuk melestarikan daya dukung lingkungan yang dapat menopang secara berkelanjutan pertumbuhan dan perkembangan yang kita usahakan dalam pembangunan. Walaupun lingkungan berubah, kita usahakan pada kondisi yang mampu untuk menopang secara terus menerus pertumbuhan dan perkembangan, sehingga kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita dapat terjamin pada tingkat mutu hidup yang makin baik.
Konsep pembangunan ini lebih terkenal dengan pembangunan lingkungan berkelanjutan. Tujuan tersebut dapat dicapai apabila manusia tidak membuat kerusakan di bumi. Sebagaimana firman Allah swt:
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada Nya dengan rasa takut dan pertuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang yang berbuat kebaikan.” (OS. al-A’raf: 56).
Manusia telah diperingatkan oleh Allah swt. agar jangan melakukan kerusakan di bumi. Proses kerusakan lingkungan berjalan secara progresif dan membuat lingkungan tidak nyaman bagi manusia, bahkan jika terus berjalan akan dapat membuatnya tidak sesuai lagi untuk kehidupan kita. Itu semua karena ulah tangan manusia sendiri, sehingga bencananya akan menimpa manusia itu sendiri. Allah swt. berfirman:
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah (Muhammad), “bepergianlah di bumi lalu lihatlah kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (OS. al-Rum: 41-42)
Kita diajarkan untuk hidup serasi dengan alam sekitar kita, dengan sesama manusi. Allah swt. berfirman :
“ Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam”. (O.S. al-Anbiya’: 107)
Rahmatan lil alamin bukanlah sekedar motto Islam, tapi merupakan tujuan dari Islam itu sendiri. Sesuai dengan tujuan tersebut, maka sudah sewajarnya apabila Islam menjadi pelopor bagi pengelolaan alam dan lingkungan sebagai manifestasi dari rasa kasih bagi alam semesta tersebut.
Selain melarang membuat kerusakan di muka bumi, Islam juga mempunyai kewajiban untuk menjaga lingkungan dan menghormati alam semesta yang mencakup jagat raya yang di dalamya termasuk manusia, tumbuhan, hewan, makhluk hidup lainnya, serta makhluk tidak hidup.
Pandangan hidup ini mencerminkan pandangan yang holistik terhadap kehidupan kita, yaitu bahwa manusia adalah bagian dari lingkungan tempat hidupnya. Dengan begitu manusia akan sadar terhadap hukum yang mengatur lingkungan hidup dari Allah swt. dan komitmen terhadap masalah-masalah lingkungan hidup.
Kualitas lingkungan hidup sebagai indikator pembangunan dan ajaran Islam sebagai teknologi untuk mengelola dunia merupakan pesan strategis dari Allah swt. untuk diwujudkan dengan sungguhsungguh oleh setiap muslim.
Sumber: Yuliana, Indah. 2020. Islam Keberlanjutan Lingkungan dan Nilai Perusahaan.