Penulis: Luthfi Hamdani
Bisnis ataupun karir yang kita jalani seringkali dihadapkan pada kegagalan, rusak, bangkrut bahkan hancur. Peristiwa ini normal. Banyak (atau bahkan hampir semua) orang mengalaminya. Mungkin sekali, dua kali, atau bahkan puluhan kali.
Tetapi yang jelas salah adalah saat mengalaminya kita memutuskan mengutuki diri, berhenti berupaya atau bahkan melakukan tindakan yang memperbesar skala kerugian bagi diri.
Morgan Housel, penulis buku “The Psychology of Money” di bab ke-6 mengemas secara menarik topik ini. Housel memberi judul bab: “Tails, You Win; You can be wrong half the time and still make fortune”.
Intinya, dalam dunia keuangan (investasi), bisnis dan profesional sudah jamak dikenal konsep Peristiwa Ekor (Tail Event). Segala hasil yang besar, menguntungkan, jadi terkenal, atau berpengaruh adalah hasil dari peristiwa ekor—peristiwa yang terjadi satu dalam ribuan atau jutaan upaya. Dimana sebuah peristiwa kecil di ujung percobaan berulang-ulang dapat mempengaruhi sebagian besar hasil.
Baca juga: Kuliah jurusan Bisnis Digital terbaik di Solo Raya
Contohnya, studio pertama Disney mengalami kebangkrutan. Film-filmnya sangat mahal untuk diproduksi. Pada pertengahan tahun 1930-an, Disney telah menghasilkan lebih dari 400 kartun. Kebanyakan berdurasi pendek, sebagian disukai oleh pemirsa, namun kebanyakan dari kartun tersebut membuat Disney kehilangan banyak uang atau rugi.
Film Putri Salju dan Tujuh Kurcaci (Snow White and the Seven Dwarf) mengubah segalanya.!
Delapan juta dolar yang diperolehnya dalam enam bulan pertama tahun 1938 adalah sebuah hasil terbesar mereka, lebih tinggi dari apa pun yang diperoleh perusahaan sebelumnya. Film ini mengubah Disney Studios. Semua hutang perusahaan telah dilunasi.
Warren Buffet, salah satu investor tersukses sepanjang masa, juga mengalami hal yang sama. Dari 400 sampai 500 emiten saham yang dimilikinya, hanya 10 yang mendatangkan sebagian besar kekayaannya saat ini.
Saya kenal seorang pelaku usaha kerajinan kayu dan kaligrafi di Boyolali. Selama awal memulai usaha dia terus konsisten memenuhi pesanan satuan custom dengan harga masing-masing tidak lebih dari 50.000. Berkah konsistensi dan kualitas produknya, ada satu sub-kontraktor yang memberikan proyek besar kepadanya. Satu, dua atau tiga ‘garapan’ yang akhirnya bisa digunakan membangun kantor dan sarana produksi empat lantai.
Jika kita memilih saham dengan baik, paling yang menguntungkan hanya separuhnya. Kalau kita adalah pemimpin bisnis yang baik, paling hanya separuh dari produk atau ide bisnis kita yang berjalan baik. Apabila kita adalah pekerja yang baik, kita mungkin baru menemukan perusahaan yang tepat setelah beberapa kali percobaan. Itupun kalau kita “cukup baik”.
Hidup adalah proses terus berupaya, sesedikit dan se-tidak signifikan apapun hasilnya saat ini, konsistensilah yang akan mengarahkan kita pada hasil terbesar.