Sejak awal tahun 2000-an, minat untuk menggunakan Pengembalian Investasi Sosial (Social Return on Investment/SROI) sebagai ukuran untuk menilai kinerja perusahaan sosial telah meningkat. Dengan analogi dengan mitra bisnisnya, Pengembalian Investasi (Return on Investment/ROI), SROI adalah metrik yang membandingkan biaya sosial yang diuangkan dari suatu program dengan manfaat sosial yang diuangkan dari pencapaian suatu hasil (atau serangkaian hasil). (Cordes, 2017)
Misalnya, menghitung SROI dari rumah singgah nirlaba untuk pecandu narkoba mungkin melibatkan estimasi pengurangan biaya sosial yang dapat dikaitkan dengan keberhasilan rehabilitasi pecandu, dan membandingkannya dengan biaya sosial untuk mengoperasikan rumah singgah tersebut. Atau, total pengembalian dari perusahaan sosial yang mencari laba yang menyediakan perumahan yang terjangkau mungkin terdiri dari pengembalian investasi swasta tradisional beserta nilai ekonomi dari pemenuhan kebutuhan perumahan rumah tangga berpendapatan rendah.
Menurut New Economics Foundation (2009) SROI merupakan suatu kajian analitis yang mengubah dampak berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan untuk mengatur kesejahteraan ekonomi, sosial, dan lingkungan menjadi mata uang, kemudian membandingkan dana yang diinvestasikan sebelum dampak terjadi. SROI juga mendukung terwujudnya pembangunan berkelanjutan karena setiap program akan diukur efektivitasnya dengan mengacu pada dampak-dampak yang dihasilkan setelahnya. (Gunawan et al., 2021)
Metode SROI didasarkan pada analisis biaya-manfaat (Cost-Benefit Analysis) konvensional, sebuah proses sistematis untuk menghitung manfaat dan biaya sebuah proyek atau program dan pada akhirnya digunakan untuk pengambilan keputusan oleh pemerintah atau penyandang dana lainnya.
Baca Juga: Buku Referensi Membangun Bisnis Sosial
Namun, SROI membawa analisis biaya-manfaat selangkah lebih maju dalam menetapkan nilai moneter untuk keuntungan lainnya, seperti keuntungan sosial atau lingkungan, untuk menunjukkan pandangan holistik dari nilai yang telah diciptakan dan secara khusus ditujukan untuk menginformasikan pengambilan keputusan praktisi di perusahaan sosial dan (calon) penyandang dana. SROI menilai nilai hasil sosial yang diciptakan oleh perusahaan sosial dan mengaitkannya dengan biaya relatif yang dibutuhkan untuk mencapai hasil tersebut. (Walk et al., 2015)
Singkatnya, tujuan SROI adalah untuk menguji hubungan antara input dan dampaknya. DAmpak tersebut dapat dinikmati oleh pemangku kepentingan karena adanya suatu aktifitas yang dilakukan oleh organisasi yang telah menginvestasikan sejumlah sumber dayanya untuk aktivitas tersebut.
Oleh sebab itu, SROI dapat digunakan untuk mengukur keseluruhan dampak yang dihasilkan oleh suatu organisasi (seperti Social Entrepreneur) atau mengukur suatu aktivitas yang dikerjakan (seperti program/project).
Manfaat SROI
Ada beberapa manfaat strategis dari implementasi SROI bagi para pemangku kepentingan, yaitu sebagai berikut:
- Alat bagi pengambilan Keputusan internal
- Keputusan alokasi sumber daya yang lebih baik
- Komunikasi transparan
- Perbaikan dan pengawasan kinerja yang berkesinambungan
- analisis kuantitatif atas dampak (outcomes)
- Penyediaan layanan yang lebih efektif
- Merefleksikan tujuan program
- Akuntabilitas bagi pemangku kepentingan
- Integritas, kredibiltas dan kegunaan informasi.
Prinsip-Prinsip SROI
Menurut Nicholls at. al. (2009) ada dua tipe SROI, yaitu:
- Analisis SROI evaluatif dilakukan secara retrospektif dan berdasarkan hasil aktual yang telah terjadi atau yang sedang berlangsung.
- Analisis SROI forecast memprediksi (prospektif) berapa nilai sosial akan tercipta apabila kegiatan yang direncanakan berjalan dan memenuhi hasil yang diharapkan. Analisis forecast dilakukan ketika ingin merencanakan suatu kegiatan karena dapat menunjukkan bagaimana memaksimalkan investasi dan menunjukkan hambatan-hambatan yang harus ditanggulangi.
Di dalam implementasinya, SROI memiliki beberapa prinsip yang harus ditaati dalam mengukur dampak dari suatu program/proyek. Terdapat 7 (tujuh) prinsip SROI, yang akan memberikan sebuah pedoman agar analisis SROI yang dilaksanakan lebih kredibel dan reliable (Social Ventures Australia Consulting, 2012). Ketujuh prinsip tersebut adalah:
- Memahami apa yang berubah.
- Mengikutsertakan pemangku kepentingan
- Memberi nilai pada sesuatu yang penting
- Hanya mengikutsertakan yang materil
- Jangan berlebihan
- Transparansi
- Verifikasi hasil