Pendahuluan
Saat ini aspek lingkungan hidup menjadi salah satu pertimbangan masyarakat dalam aktifitas sehari-hari, tidak terkecuali saat mengambil keputusan pembelian.
Juliana dan Sijabat (2023) menuliskan bahwa semakin tingginya aktifitas bisnis dan produksi adalah salah satu faktor pencemaran dan penurunan kualita skelestarian lingkungan secara keseluruhan.
Menurut Latuni et al., 2023) konsumen juga mulai mempertimbangkan dampak dari sampah konsumsi.
Dimana sampah hingga saat ini masih merupakan sebuah masalah sosial dan lingkungan yang sulit untuk diselesaikan. Dikarenakan jumlahnya yang semakin besar dan banyak yang tidak bisa didaur ulang.
Ramli et al., (2020) menyatakan bahwa isu lingkungan menjadi perhatian utama dunia dan manusia saat ini.
Masalah lingkungan yang utama adalah efek rumah kaca, polusi udara, dan ketidakseimbangan ekologi akibat gangguan yang disebabkan oleh manusia.
Menurut Makower danPike (2009:14) dalam Hamdani (2024:6) bahwa problematika lingkungan hidup saat ini sudah jauh lebih rumit untuk diuraikan, serta tentu lebih sulit juga untuk mencari solusi menghentikannya.
Sadar akan kondisi lingkungan hidup yang demikian, strategi perusahaan ataupun pelaku bisnis perlu mencerminkan adanya adaptasi atas perubahan-perubahan ini.
Baca Juga: Buku Referensi Membangun Bisnis Sosial
Menyikapi perubahan tren konsumen dan tuntutan lingkungan hidup tersebut, salah satu upaya yang bisa diimplementasikan oleh pelaku bisnis adalah green marketing.
Dalam hal ini, green marketing adalah salah satu opsi strategi yang bisa membantu citra perusahaan, memberi nilai tambah (value added) terhadap aktifitas bisnis perusahaan, bahkan konsumen sendiri yang menghendaki pilihan hijau (ramah lingkungan) dan bersedia membayar dengan biaya yang lebih mahal.
Pembahasan
Penerapan strategi green marketing semakin penting dilakukan oleh para pelaku usaha, khususnya pemasar (marketer).
Berdasarkan penelitian-penelitian yang dikaji diketahui bahwa secara umum green marketing memiliki dampak yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian ramah lingkungan (green purchase decision), citra mereka, juga terhadap loyalitas pelanggan.
Pengaruh green marketing terhadap keputusan pembelian ramah lingkungan bisa dilihat pada temuan penelitian Correia et al., (2023), Ahmed et al., (2022), Mufid dan Arif., (2023), Pratomo et al., (2024), Juliana dan Sijabat., (2023), Alhamad et al., (2023).
Sehingga pelaku usaha bisa mulai lebih serius mengembangkan produk yang ramah lingkungan serta mengkomunikasikannya kepada masyarakat.
Hal ini kelak akan menjadi preferensi yang sangat dipertimbangkan konsumen saat membeli produk-produk ramah lingkungan tersebut.
Loyalitas pelanggan juga menjadi salah satu faktor penting dalam keberlansungan hidup suatu produk atau perusahaan.
Dimana loyalitas ini akan mendorong konsumen untuk melakukan pembelian berulang atau bahkan merekomendasikan suatu produk kepada orang lain.
Pengaruh positif dari green marketing terhadap loyalitas bisa dijumpai pada penelitian dari Saputra dan Saggaff., (2024), Putri et al., (2023), dan Maharani et al., (2023).
Adapun pengaruh green marketing terhadap citra merek (brand image) dapat dijumpai pada penelitian Nusraningrum et al., (2021), Qayyum et al., (2023) dan Putri., (2023).
Dalam hal ini, citra merek ramah lingkungan (green brand image) dipengaruhi secara positif oleh praktik pemasaran hijau yang baik.
Dengan kata lain, menurut Nusraningrum., (2021) pemasaran hijau jika dikembangkan dengan baik dapat menjadi metode pemasaran yang efektif untuk membangun citra yang baik untuk membentuk persepsi konsumen dari citra merek suatu produk.
Dalam penerapan pemasaran hijau, produk ramah lingkungan harus membuat konsumen sadar bahwa produk yang digunakan adalah produk yang ramah lingkungan.
Menurut Firdiansyah et al., (2021) upaya praktis yang dapat dilakukan misalnya dengan cara memberikan label eco-label pada produk.
Berkat pelabelan ini, kita dapat menjumpai beberapa kasus dimana produk yang ramah lingkungan dijual harga yang lebih mahal namun konsumen sukarela membelinya.
Salah satu contoh perusahaan yang berhasil menerapkan strategi green marketing adalah The Body Shop. Perusahaan ini dikenal dengan bisnis dan produknya yang ramah lingkungan.
Tidak hanya memperhatikan bagaimana perusahaan menerapkan sistem keberlanjutan, tetapi bahan-bahan yang digunakan dan proses yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk juga sangat diperhatikan saat ini (Juliana dan Sijabat., 2023).
Contoh lain adalah produk perawatan diri Garnier Men. Menurut Sharma & Foropon (2019), produk Garnier Men memiliki karakteristik yang bermanfaat bagi lingkungan, termasuk kemasan yang dapat didaur ulang, daya tahan tinggi, serta emisi rendah dan efisiensi energi selama pembuatannya.
Pelaku usaha dan praktisi pemasaran juga perlu melihat nilai-nilai (value) pelanggan yang terkait dengan isu lingkungan.
Sebagaimana dibahas di awal, pelanggan saat ini sudah mulai meningkat kesadarannya akan konsumsi ramah lingkungan dan menjadikannya sebagai nilai-nilai (value) yang penting dalam aktifitas konsumsinya.
Sehingga value tersebut merupakan elemen yang menentukan perilaku pembelian ramah lingkungan mereka.
Secara strategis, pelanggan dan perusahaan harus menunjukkan perhatian mereka dan berkontribusi positif terhadap isu lingkungan untuk mendapatkan citra dan status positif di masyarakat.
Baca artikel lengkapnya pada tautan berikut: