Penulis: Luthfi Hamdani
Melakukan proses penerbitan buku ini via @indonesiaimaji membuat saya membaca kilas balik kiprah dan perjuangan tokoh-tokoh perempuan nasional. Pemikiran, perasaan dan gerakan nyata mereka jalankan dalam rangka mengadvokasi hak-hak perempuan, mengupayakan agar perempuan punya akses pengembangan dan aktualisasi diri yang sama dengan laki-laki.
Satu yang paling penting, kisah hidup mereka adalah inspirasi bagi perempuan (dan juga pria tentunya) untuk mengupayakan relasi keluarga hingga relasi pemanfaatan sumber daya ekonomi-sosial-politik yang lebih inklusif.
Periodisasi penulisan tokoh mulai era presiden Soekarno sampai Joko Widodo memudahkan pembaca memahami apa tantangan masing-masing tokoh sesuai zaman dimana mereka menjalankan ‘aktifisme-nya’. Masa-masa sulit pra kemerdekaan yang dialami Fatmawati, upaya-upaya memperpanjang cuti melahirkan pada masa Orde Baru oleh Mien Sugandhi, pun upaya dinamisasi gerakan perempuan melalui majelis taklim oleh Tutty Alawiyah.
Sampai saat ini kita melihat bersama perempuan punya proporsi keterlibatan lebih luas dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik. Pada kabinet Jokowi-Ma’ruf ada enam menteri perempuan. Juga ada ketentuan 30 persen calon legislatif perempuan dalam pemilu. Atau dalam perusahaan-perusahaan besar seperti Pertamina, Trans Media hingga Unilever Indonesia direktur utamanya diisi oleh perempuan.
Jenis kelamin adalah satu hal, sedangkan gender adalah satu hal lain lagi. Pengkotak-kotakan peran, fungsi, status, dan tanggung jawab manusia berdasar jenis kelamin laki-laki dan perempuan tentu tidak akan sepenuhnya tepat. Aktifisme tokoh perempuan dan tren zaman akhirnya sedikit melunturkan konstruksi sosial bahwa tugas perempuan sekadar masalah rumah tangga dan pengasuhan anak (reproduktif).
Kapasitas intelektual, ketangguhan emosional, kecerdasan komunikasi, gaya kepemimpinan khas dan aspirasi perempuan akan sangat disayangkan jika tidak didukung oleh ekosistem yang inklusif; kesempatan yang sama.!
Ekosistem ini bisa dimulai dari alam pikiran laki-laki dengan memahami bahwa; peran dalam kerja rumah tangga, pengasuhan anak, upaya mencukupi kebutuhan ekonomi merupakan tugas bersama.