Penulis: Luthfi Hamdani
Buku karya Morgan Housel berjudul “The Psychology of Money” ini terbit pada tahun 2021 lalu. Termasuk salah satu buku yang banyak direview.
Berisi 21 bagian, buku ini menarik kita baca untuk belajar kebijaksanaan dalam mengelola finansial; menabung, investasi, mengajukan utang (pinjaman), memahami risiko, memposisikan keberuntungan hingga mengerti bagaimana karakter masyarakat sebagai konsumen terbentuk.
Ide pertama Housel adalah bahwa Keputusan keuangan kita ambil bukan sekadar berdasar pengetahuan atau kalkulasi matematis saja, namun lebih berdasar perilaku yang terbentuk dari pengalaman pribadi, pandangan atas dunia, ego, kebanggaan pemasaran dan insentif psikologis lain.
Melompat ke bagian ke-7 dari buku ini berjudul “Kemerdekaan”. Ini bagian yang paling banyak dikutip. Housel menuliskan bahwa bentuk tertinggi (nilai intrinsik) dari kekayaan adalah kendali kita atas apa yang kita lakukan, dengan siapa dan kapan.
Ide ini selaras dengan temuan Angus Campbell yang pada tahun 1910 meneliti faktor yang membuat orang bahagia.
Kekayaan selaras dengan kebahagiaan dan intinya adalah otonomi atau kendali kita. Ilustrasinya adalah setiap bangun pagi bisa berkata:
“Saya akan melakukan apapun yang ingin saya lakukan hari ini”.
Kekayaan memberi kita kebebasan memilih opsi berobat terbaik saat sakit, menghabiskan waktu dengan orang-orang yang kita cintai, memilih pekerjaan dengan tugas tekanan dan resiko yang paling kita sukai.
Satu lagi yang menarik ada di bagian ke-6 berjudul “Anda Menang Ujian”. Ini ulasan yang sangat baik dibaca bagi kita yang sedang merintis bisnis, mencoba investasi atau mengembangkan produk kreatif.
Filosofinya yaitu bahwa 99% project yang kita kembangkan berakhir gagal, namun konsistensi berinovasi dan mencoba bisa membawa kita pada 1% yang berujung mendatangkan hasil paling besar.
Housel mencontohkan Walt Disney. Sebagai animator, Disney sudah membuat 400 film pada tahun 1930-an. Sebagian tidak dikenal, sebagian malah rugi.
Namun film “Snow White and the Seven Dwarf” membalik nasibnya 180 derajat dan sukses bertahan sampai kini. Ini juga yang dialami Apple, Amazon dan sebagian perusahaan Venture Capital (VC) yang sukses saat ini.