Karanganyar (26/08) — Pandemi COVID-19 berdampak besar terhadap berbagai sektor kehidupan. Sektor perekonomian merupakan salah satu yang paling terdampak. Pandemi Covid-19 berimbas besar pada laju pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia termasuk sektor UMKM.
Para pelaku UMKM, khususnya di Kalisoro RT 01 RW 01, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah mengalami penurunan penjualan. Hal tersebut mengakibatkan profit usaha juga menurun secara signifikan.
Budhe Wahyuni, ibu rumah tangga umur 55 Tahun selaku pelaku UMKM kripik pare merasakan dampak akibat pandemi, “ dulu sebelum Pandemi Covid-19 profit yang saya dapatkan lumayan besar, tetapi karena adanya pandemi bisnis saya mengalami penurunan penjualan yang menjadikan profit usaha juga menurun. “ Ujar Budhe Wahyuni selaku Pemilik UMKM Kripik Pare.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan sektor yang berperan penting dalam pemulihan ekonomi nasional akibat adanya pandemi Covid-19. Oleh karena itu, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik Merdeka Belajar Kampus Mengajar (KKN-T MBKM) Unisri yang melaksanakan KKN di desa Kalisoro RT 01 RW 01, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah memberikan Inovasi tentang pengolahan keripik pare.
Dalam kegiatan pembuatan keripik pare ini banyak proses yang dilakukan sehingga dapat menciptakan keripik pare. Langkah pertama untuk pembuatan keripik pare yaitu siapkan sayur pare segar dan buang bijinya. Lalu iris tipis menggunakan alat pemotong dan rendam irisan pare dengan garam selama 15 menit untuk mengurangi rasa pahit.
Selanjutnya buat adonan dari tepung beras, garam, bawang putih, kemiri, ketumbar dan daun jeruk purut. Lalu masukan pare ke dalam adonan tersebut dan goreng dalam minyak panas dengan api sedang.
Selanjutnya spinner keripik pare selama 10 menit untuk mengurangi kadar minyak. Proses tersebut dapat dilakukan dengan mudah sehingga keripik pare mampu menjadi produk makanan dan menciptakan peluang usaha.
Setelah proses pengolahan keripik pare maka terciptalah keripik pare rasa original, tetapi produk keripik pare yang berasa original ini belum mampu menarik minat masyarakat yang besar. Dengan begitu saya mencoba untuk menginovasi keripik pare menjadi berbagai rasa, diantaranya rasa Bbq, Balado, dan Keju.
Dengan inovasi tersebut saya berharap dapat meningkatkan minat masyarakat dan meningkatkan penjualan keripik pare. Sehingga usaha Budhe Wahyuni masih dapat berkembang dan mampu menjualkan produk keripik pare sesuai target di situasi pandemi ini.
Semoga inovasi yang diberikan dapat menaikkan tingkat penjualan dan dapat mensejahterakan pelaku UMKM, kegiatan positif seperti ini semoga selalu ada dan kepedulian terhadap UMKM semoga lebih bisa meningkat kedepannya.
Semoga pula pandemi ini segera berakhir agar semua segera berjalan normal seperti biasanya. Dan kami mengucapkan terimakasih banyak kepada Mahasiswa KKN-T MBKM Unisri yang telah peduli terhadap UMKM di desa Kalisoro ini “Ujar Budhe Wahyuni”.