Masaran, Sragen – Sudah kita ketahui bersama bahwa dunia sedang berusaha untuk menghadapi dan melewati masa Pandemi COVID-19, tak terkecuali di Indonesia. Update terakhir yang penulis ketahui mengenai pasien yang terinfeksi COVID-19 di Indonesia adalah 3,5 juta jiwa dan yang tertinggi adalah di Provinsi Jawa Tengah.
Sebenarnya, berbagai kebijakan sudah banyak dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya untuk menekan lonjakan kasus pasien terinfeksi COVID-19 seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), namun kasus COVID-19 masih fluktuatif.
Disisi lain, kebijakan-kebijakan tersebut berdampak besar bagi keadaan masyarakat khususnya di bidang ekonomi adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), omset penjualan yang menurun drastis sehingga kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, hal-hal tersebut memicu timbulnya distress yang dirasakan oleh masyarakat, beberapa kasus diantaranya adalah di daerah Kabupaten Sragen.
Saat ini, Universitas Slamet Riyadi Surakart(UNISRI) Periode 2021 yang dinamakan KKNT MBKM Wujudkan Desa Bangkit membuat mahasiswa lebih aware terhadap lingkungan sekitar tempat tinggalnya Khofifah Indar Pratama (21) mahasiswi S1 Akuntansi UNISRI melaksanakan kegiatan KKN di tempat asal daerahnya yaitu di Dk. Karangwaru, Krikilan, Masaran, Sragen. KKN yang dijalankan selama 40 hari tercatat mulai tanggal 26 Juli hingga 31 Agustus 2021 mendatang.
Kegiatan KKN kelompok 28 yang didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Rolan Mart Sasongko, S.E., M.M dimulai dengan mengunjungi satu-persatu rumah warga untuk mendapatkan kontaknya sekaligus mendengarkan keluh kesah warga memberikan gambaran kepada mahasiswa peserta KKN mengenai permasalahan yang sedang dihadapi warga di masa Pandemi COVID-19.
Salah satu warga B(42) yang berprofesi sebagai sopir bus pariwisata sebagaimana selama pandemi mengeluhkan mengenai pendapatannya yang menurun drastis karena kebijakan PPKM ini “ya ibaratnya tuh pendapatan ditutup, lha sudah tidak bisa mengadakan piknik” Keluh B (42).
Selain itu, ada warga yang bekerja sebagai buruh setrika juga mengeluhkan pendapatan yang menurun karena banyak orang yang memilih menyetrika pakaiannya sendiri untuk menghemat pengeluaran selama masa Pandemi COVID-19 ini.
Setelah mendengarkan keluhan warga, Khofifah sebagai salah satu peserta KKN kelompok 28 menyusun materi mengenai relaksasi dan memberikan sosialisasi yang dilakukan secara door to door (dari rumah ke rumah),
Berikut beberapa tahap yang harus dilakukan untuk melakukan teknik relaksasi:
- Cari posisi senyaman mungkin
- Pejamkan mata secara perlahan-lahan
- Hembuskan nafas perlahan-lahan
- Rasakan tubuh Anda dari ujung kepala hingga kaki menjadi rileks
- Ulangi hingga merasa lebih baik
Teknik relaksasi ini bermanfaat untuk membuat tubuh dan pikiran menjadi lebih rileks. Setelah sosialisasi, dilakukan monitoring kepada warga untuk menjalankan relaksasi sesaat menjelang waktu tidurnya “Sugeng ndalu Pak, Ampun supe menerapkan relaksasi nggih” Begitulah kira-kira bunyi chat WhatsApp yang dikirimkan kepada warga. Beberapa hari kemudian, warga yang mendapatkan sosialisasi merasa senang, mengatakan bahwa tubuhnya menjadi lebih rileks setelah relaksasi serta menyampaikan rasa terima kasihnya.
Diharapkan teknik relaksasi ini dapat diterapkan secara mandiri oleh warga sehingga dapat bermanfaat untuk mengurangi tingkat distress yang dirasakan selama masa Pandemi COVID-19.
Penulis: Khofifah Indar Pratama
Akuntansi-Universitas Slamet Riyadi