Penulis: Savira Virgo Agustina
KKN adalah salah satu kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang mana hal tersebut menuntut mahasiswa agar memiliki program kerja yang di lakukan di tengah tengah masyarakat. Pada bulan ini lebih tepatnya pada bulan Juni ini seluruh mahasiswa Universitas Slamet Riyadi Surakarta yang mengikuti KKN akan di terjunkan ke berbagai wilayah untuk mengikuti KKN. Saya mendapatkan KKN di wilayah Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali lebih tepatnya lagi saya di tempatkan di desa Ngaglik. Dimana dalam KKN kelompok 26 ini terdapat 13 anggota yang melakukan KKN di desa tersebut. Desa Ngaglik merupakan desa yang bisa di katakana jauh tertinggal dari desa-desa yang lain, di desa ini terdapat berbagai permasalahan tersendiri terutama keadaan sumber mata air yang sangat sulit untuk di dapatkan ketika musim kemarau. Untuk mengatasi keadaan tersebut selama ini belum bisa di pecahkan karena kendala geografi yang ada di sini. Dimana keadaan geografi tersebut yang mempersulit untuk mendapatkan sumber mata air karena desa ini terletak pada dataran tinggi jikalaupun ingin mendapatkan sumber mata air PDAM harus melewati 2 hutan terlebih dahulu agar air bisa masuk kedesa ini. Program kerja yang saya lakukan di desa Ngaglik ini yaitu mengajar di sekolah dasar kenapa
saya memilih program ini yang pertama karena saya dari jurusan pendidikan dan yang kedua karena keadaan di Sekolah Dasar tersebut kekurangan guru pengajar. Sesuai dengan jurusan yang saya ambil, maka saya memilih program kerja tentang Arti Penting Bela Negara Dengan Model Pembelajaran Diskusi Kelompok Kecil. Apa itu arti penting Bela Negara ? Negara merupakan terjemahan dari bahasa Latin, yaitu Status atau statum, yang artinya “ Dalam keadaan tetap berdiri atau tegak atau sesuatu yang memiliki sifat tetap dan tegak “.
Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut.
Kenapa saya memilih tema Arti Penting Bela Negara yang mana pada zaman seperti sekarang ini atau juga bisa di sebut dengan generasi 5.0, dimana pada generasi seperti sekarang ini banyak sekali pemuda yang kurang peka terhadap bela negara contohnya saja di saat upacara bendera masih ada yang seenaknya sendiri seperti disaat bendera merah putih di kibarkan masih ada yang tidak menghormati upacara tersebut. Kenapa saya ambil tema ini karena saya sendiri mahasiswa program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, saya ingin memberi tahu dan memotivasi siswa siswi Sekolah Dasar Khusunya di SD Negeri Ngaglik ini sendiri. Kebanyakan anak-anak SD pada masa sekarang ini masih gemar-gemarnya dalam bermain sehingga tingkat kepekaan terhadap lingkungan itu kurang maka dari itu tujuan saya dalam memberikan materi tentang arti bela negara ini berharap setelah penyampaian materi siswa siswi di SD Negeri Ngaglik lebih peka lagi terhadap lingkungan yang ada di sekitar mereka. Ketika saya mulai mengajarkan dan memberikan materi tentang bela negara yang di SD Negeri Ngaglik siswa siswi di sana sangat antusiasme dalam mengikuti pembelajaran tersebut ketika saya sedang memberikan materi murid disana juga tenang dan mau mendengarkan apa yang sedang saya sampaikan.
Dalam penelitian ini saya lebih terfokus pada kelas 6 karena pola pikir murid sudah lumayan bagus. Tidak hanya memberikan materi saja saya juga mencoba ngetes satu persatu siswa siwi yang ada disana hafal atau tidak dengan isi butir pancasila, saya tes satu persatu dan ternyata masih ada murid yang belum terlalu hafal dengan Pancasila ini merupakan salah satu PR bagi guru agar lebih memperhatikan lagi anak didiknya untuk lebih memberikan pembelajaran yang maksimal dan bervariasi.
Kenapa dalam suatu pembelajaran kita harus bervariasi, karena dengan pembelajaran yang bervariasi akan membuat siswa siswi tersebut semangat dalam belajar jangan sampai memberikan materi dengan cara monoton karena itu bisa menyebabkan kebosanan dalam diri siswa. Ketidakmerataan sarana dan prasarana dalam dunia pendidikan membuat kualitas pendidikan yang khususnya sekolah dasar kurang optimal.
Akan tetapi, ketidaksamaan itu tidak membuat surut motivasi semangat pengabdian para guru untuk menciptakan inovasi-inovasi terbaru dalam dunia pendidikan yang sekiranya dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan bermartabat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya meningkatkan prestasi belajar PPKn siswa kelas VI melalui metode diskusi kelompok kecil. Jenis yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Pada tiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, analisis, dan refleksi. Pengumpulan datanya dilakukan dengan cara observasi partisipatif dan memberikan tes pada setiap siklus.
Hasil penelitian tindakan kelas ini, menunjukkan pada peningkatan hasil pembelajaran yang memuaskan, baik dari partisipasi siswa maupun nilai tes pada siswa yang terus meningkat, hal ini dapat dikaji dari tes awal yang hanya mencapai nilai rata-rata 65,18. Pada siklus I nilai rata-rata mencapai 76,06, dan pada siklus II mencapai nilai rata ratanya 83,71. Dengan adanya peningkatan pada tes hasil belajar yang cukup tinggi, menunjukkan kualitas proses pembelajaran yang mengacu pada skenario pembelajaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran serta perkembangan kognitif siswa yang dikatakan memenuhi target yang telah direncanakan.
Pendidikan sangat penting untuk menyiapkan peserta didik memiliki sikap karakter yang baik, pengetahuan, kecerdasan, dan memiliki keterampilan/keahlian. Dengan adanya pendidikan
akan menjadi jembatan penghubung untuk mewujudkan pengetahuan kepada anak. Aktivitas belajar merupakan hal yang terpenting dalam proses pembelajaran . Tanpa adanya aktivitas belajar yang baik dan terarah tidak mungkin seseorang dapat dikatakan belajar. belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Belajar bukanlah sekadar menghapal sejumlah fakta atau informasi, tetapi belajar merupakan tindakan berbuat dan memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pembelajaran PKn mempersiapkan siswa memiliki kepribadian yang baik. PPKn membantu siswa agar memiliki sikap saling menghormati dan tenggang rasa terhadap sesama yangb akan diamalkannya di dalam kehidupannya sehari-hari. Peran guru sangat dituntut untuk dapat menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan, bermakna, menantang, serta dapat mengaktifkan siswa dalam belajar. Namun kenyataannya, proses pembelajaran PKn masih mengalami kendala-kendala, diantaranya aktivitas belajar siswa masih rendah. Pada proses pembelajaran PKn guru cenderung menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.
Kemampuan guru dalam menggunakan metode yang kurang bervariasi. Pada waktu guru meminta siswa menganalisis topic yang sedang dibahas, siswa seolah-olah bekerja semuanya. Akan tetapi, ketika siswa diminta untuk mempresentasikan ke depan kelas, hanya beberapa orang saja yang bisa. Ketika siswa diminta guru untuk bertanya maka hanya beberapa orang saja yang mengacungkan tangan dan orangnya cenderung sama. Ketika guru memberikan tugas di akhir pembelajaran maka banyak dari siswa tersebut yang tidak menyelesaikan tugas mereka. Berdasarkan observasi ketika pembelajaran PPKn di kelas VI, komponen siswa masih kurang dilibatkan dalam pembelajaran, padahal tujuan pembelajaran adalah agar siswa paham. Agar tujuan tersebut tercapai diperlukan keaktifan siswa dengan mencari sendiri pengetahuannya. SD Negeri Ngaglik adalah tempat dilakukan penelitian tindakan kelas yang prestasi belajar PPKn siswa kelas VI tahun pelajaran 2023/2024 masih rendah. Hal ini memberikan dampak terhadap hasil belajar dan prestasi belajar siswa menjadi rendah. Jika permasalahan ini tidak segera diatasi akan berdampak pada kualitas pendidikan.
Maka dari itu agar dalam pembelajaran tidak monoton kita bisa menggunakan model pembelajaran seperti diskusi kelompok kecil dimana diskusi yang berlangsung di kelompok- kelompok kecil di kelas. Sebelum kegiatan diskusi berlangsung, guru akan membagi peserta didik ke dalam kelompok kecil beranggotakan 3 – 5 orang. Setiap kelompok akan diberi permasalahan yang berbeda-beda, namun masih dalam ranah materi yang sama. Dengan adanya diskusi kelompok kecil ini bisa meningkatkan ranah pembelajaran karena Dari siklus I ke siklus II aktivitas guru mengalami peningkatan sebesar 1,27 %, aktivitas siswa mengalami peningkatan sebesar 1,07 %. Dengan demikian penerapan metode diskusi kelompok kecil dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan siswa menjadi aktif didalam kelas. Kata Kunci : metode diskusi kelompok kecil, hasil belajar.
Di SD Negeri Ngaglik siswa yang disini sangat senang dengan adanya model pembelajaran seperti ini karena dengan adanya model pembelajaran diskusi kelompok kecil menumbuhkan semangat didalam kelas. Dengan adanya diskusi kelompok kecil ini siswa juga di ajarkan bagaimana kerjasama antar kelompok yang baik, menjaga kekompakan dan keselarasan dalam berdiskusi. Setelah pembagian kelompok dan memberikan materi di akhir pembelajaran di berikan suatu kuis mengenai bela negara itu siswa di minta untuk berdiskusi satu sama lain dengan anggotanya untuk memecahkan masalah yang ada, setiap kelompok berdiskusi dan di akhir siswa diminta maju kedepan dan mempresentasikan hasil dari pekerjaan yang telah mereka diskusikan dalam kelompok tersebut. tidak hanya berdiskusi saja saya juga meberikan es breaking di sela sela pembelajaran tersebut . Tujuan saya memberikan es breaking kepada murid di sela sela pembelajaran tersebut agar siswa tidak merasa tertekan dalam mengikuti pembelajaran yang telah saya sampaikan. Es breaking yang bisa kita sampaikan yaitu dengan cara game kecil kecilan seperti menepuk tangan dengan cara mengetes kekompakan jika ada yang salah maka siswa yang salah tersebut harus maju kedepan untuk mengabil tantangan yang di berikan oleh guru. Tidak hanya dengan tepuk tangan kita juga bisa memberikan es breaking beripa memberikan video motivasi kepada siswa agar siswa dapat termotivasi setelah melihat video tersebut dan dapat di terapka di dalam kehiduap sehari-hari.