Intan Khoiriyah Fatimatuzzahro
(Mahasiswi Hubungan Internasional UIN Sunan Ampel, Surabaya)
Dewasa kini etika saling berhadapan dengan globalisasi, zaman dimana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berkembang dengan pesat sehingga mengakibatkan batas semakin lebur.
Disamping dampak positif berupa jangkauan informasi yang semakin luas, globalisasi juga memberikan Implikasi negatif terhadap moral seperti sikap individualis, konsumtif, serta mudahnya tergiring informasi palsu (hoax). Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi praktik-praktik etika, termasuk etika diplomasi.
Perbincangan mengenai baik dan buruk tidak lepas dari apa yang disebut dengan etika. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia etika merupakan ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral.
Pada hakikatnya, etika berkorelasi erat dengan prinsip-prinsip pembenaran dalam tingkah laku manusia. Definisi tersebut memberikan kita deskripsi bahwa ketika membahas tentang etika berarti membahas mengenai sesuatu yang dianggap benar sesuai norma dan sesuatu yang menyalahi norma.
Sedangkan kata diplomasi dalam KBBI dimaknai sebagai penyelenggaraan hubungan suatu negara dengan negara lain. Menurut situs Kementerian Luar Negeri diplomasi merupakan praktik guna mempengaruhi keputusan dan perilaku dalam berhubungan dengan pihak lain baik negara lain maupun organisasi internasional.
Dengan kata lain diplomasi membutuhkan suatu aktor yang berperan sebagai representatif untuk menjalankan praktek tersebut. Umumnya, diplomasi lazim diimplementasikan melalui negosiasi ataupun dialog.
Baca juga: Kuliah bisnis digital terbaik di Solo Raya
Berdasarkan definisi tersebut Etika diplomasi dapat diilhami sebagai usaha para pelaku diplomasi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan kaidah-kaidah moral dan kebenaran universal yang berlaku secara internasional.
Etika diplomasi memiliki elemen penting yaitu integritas, kejujuran, objektivitas, dan imparsialitas. Hal ini kemudian berkorelasi dengan tantangan dampak negatif globalisasi seperti sikap individualis, konsumtif, hingga hoax yang akan mempertanyakan kembali integritas, kejujuran, objektivitas, serta imparsialitas itu sendiri.
Oleh karenanya penting untuk mengkaji lebih dalam mengenai elemen etika diplomasi berdasarkan keyakinan sehingga dapat diperoleh pengetahuan yang seimbang bukan hanya dari ilmu berbasis rasionalisme Barat tetapi juga berdasar pada wahyu.
Dengan demikian tantangan implikasi negatif dari globalisasi dapat ditepis oleh para pelaku diplomasi melalui pemahaman dan implementasi etika diplomasi yang kuat karena disertai dorongan keyakinan.
Elemen etika diplomasi yang pertama yaitu integritas. Menurut KBBI integritas adalah mutu, sifat atau keadaan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan serta kejujuran.
Berdasarkan definisi tersebut dapat kita menggarisbawahi bahwa integritas berkaitan dengan bagaimana seseorang berperilaku atau membawa diri sehingga tercermin pribadi yang berwibawa. Integritas yang dicirikan salah satunya yakni sikap jujur, dapat kita pelajari dari ajaran al qur’an dalam surat Al-ahzab ayat 70:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.”
Ayat di atas mengajarkan manusia untuk bersikap jujur. Berkaitan dengannya, Integritas diplomasi berarti sikap diplomat yang menunjukkan cara berpikir, berkata, berperilaku sehingga mencerminkan perwakilan negara yang berwibawa dan jujur.
Sehingga bersikap jujur dalam melaksanakan kewajiban sebagai perwakilan negara akan melahirkan integritas yang baik pula bagi negara. Implikasi dari integritas yang baik bagi suatu negara yaitu dapat menjalin hubungan baik dengan negara lain.
Objekifitas dan imparsialitas memiliki makna sikap yang tidak terpengaruh oleh pendapat dan pertimbangan pribadi atau golongan dalam mengambil keputusan serta bersikap tidak memihak. Ajaran ini dapat kita petik dari al qur’an surat Al-Maidah ayat 8:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّا مِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَآءَ بِا لْقِسْطِوَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰ نُ قَوْمٍ عَلٰۤى اَ لَّا تَعْدِلُوْااِعْدِلُوْاهُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىوَا تَّقُوا اللّٰهَاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ بِۢمَا تَعْمَلُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Melalui ayat tersebut kita dapat meneladani ilmu bahwa sikap objektif dan sikap tidak memihak pada suatu kepentingan tidak boleh dikalahkan dengan pandangan yang sempit.
Bagi seorang diplomat sikap semacam itu tercermin dari caranya mengemban tanggungjawab yang mewakili negara, bukan sekelompok masyarakat saja. Terlebih dalam forum internasional, seorang diplomat harus mengedepankan kepentingan masyarakat luas misalnya dalam membela hak-hak kemanusiaan.
Pada intinya dapat kita ilhami bahwa menjaga etika diplomasi bagi perwakilan negara merupakan kewajiban yang harus mampu dipertanggungjawabkan.
Oleh karenanya penting sebagai seluruh ummat beragama khususnya seorang muslim untuk menelaah bagaimana islam mengajarkan etika diplomasi dalam al-qur’an sehingga memperoleh kemantapan dalam proses implementasinya serta dapat menepis tatangan negatif globalisasi.
Referensi
Kamus Besar Bahasa Indonesia “Etika”
Kamus Besar Bahasa Indonesia “diplomasi”
Kamus Besar Bahasa Indonesia “integritas”
Kamus Besar Bahasa Indonesia “objektivitas”
Kamus Besar Bahasa Indonesia “imparsialitas”
Al-Qur’an Indonesia
https://news.bakrie.ac.id/academics/ilpol/131-guest–lecture–ilmu–politik/592-dr–rizali–w–indrakesuma–etika–dan–diplomasi#:~:text=Sedangkan%20etika%20diplomasi%20merupakan%20upaya,universal%20yang%20berlaku%20secara%20internasional
https://www.kemenag.go.id/opini/al–qurrsquoan–tegaskan–persamaan–derajat–manusia-1xa67i
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20221108152143-569-871080/pengertian–jujur–dalam–islam–dan–contoh–perbuatannya#:~:text=Dalil%20jujur%20tertuang%20dalam%20Surah,firman%20Allah%20SWT%20berikut%20ini.&text=Artinya%3A%20Hai%20orang%2Dorang%20yang,Allah%20SWT%20tentu%20berkepribadian%20jujur.