Pada akhirnya, hidup adalah perjuangan menanam, merawat dan mewujudkan harapan-harapan baik. Pada situasi lapang dan sempit, arah yang selalu kita tuju adalah situasi yang lebih sempurna dari sebelumnya.
Harapan akan hidup yang lebih bahagia, lebih bermakna bagi orang-orang di sekitar kita, lebih sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan yang kita anut. Hidup yang cita-cita profesional, finansial, religius dan sosial yang kita harapkan; bisa kita wujudkan.
Baca juga: Kuliah bisnis digital terbaik di Solo Raya
Saya teringat salah satu dialog dari tokoh-tokoh pada tetralogi Laskar Pelangi, “Tanpa mimpi (harapan), orang-orang seperti kita tidak akan pernah jadi apa-apa.”
Juga beberapa kali Gus Baha’, menyampaikan bahwa agama islam ini diciptakan untuk orang-orang yang selalu menaruh harapan besar pada kelapangan dan rahmat dari Allah. Menjadi seorang muslim berarti kita berikrar menjauh dari rasa putus asa dan terjebak dalam kesedihan berlebih.
Suasana dan situasi kita saat ini mungkin tidak semenyenangkan yang kita inginkan. Tapi, terus melakukan kerja sungguh-sungguh dan mencari solusi atas beragam masalah adalah satu-satunya perjuangan atas harapan baik di hari esok. Tentu lebih baik gagal dalam berjuang, daripada kalah sebelum pernah bertanding. Klise.
Sebagai tamsil, melihat perjuangan saudara kita di Palestina saat ini terasa begitu mengharukan namun juga menampar diri kita; sebab seringkali kita terlalu lemah. Di tengah bombardir bom dan keterbatasan, dokter-dokter di sana terus berupaya menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa. Demikian juga relawan kemanusiaan, pemuda-pemudi, bahkan anak-anak balita.
Sebab merawat kehidupan (hifdz al-nafs) adalah salah satu landasan semangat mengapa agama islam dihadirkan.
Pada perang yang asimetri (tidak seimbang), seolah tidak mungkin dimenangkan, dalam banyak foto dan video kita bisa menyaksikan keyakinan dan harapan mereka atas kemerdekaan dan kemenangan bangsanya.
Harapan akan masa depan yang lebih damai, sejahtera dan bermartabat. Juga harapan bahwa kalaupun kalah lalu meninggal dalam upaya-upaya perjuangan, mereka wafat dengan status syahid.
Mari terus merawat hidup dengan penuh kesadaran dan harapan.
Penulis: Luthfi Hamdani