Penulis: Luthfi Hamdani
Jum’at kemarin (27/9) berkesempatan menyaksikan event Pekan Inovasi Sosial; Festival Karang Taruna DIY. Berlokasi di Main Atrium Plaza Ambarrukmo terselenggara pameran produk, seminar dan yang paling menarik berupa kompetisi inovasi dan pitching.
Keren-keren ide dan upaya riil yang sudah dikerjakan para peserta. Usahanya beragam, ada yang bergerak di bidang konveksi, teknologi sederhana dan tepat guna untuk mengurangi hama pertanian, pemberdayaan petani kopi, desa wisata, internet untuk desa, dan lain-lain.
Beberapa sudah berbadan usaha, memiliki HKI untuk produk inovatifnya, sebagian lagi masih dalam skala yang sangat mikro dan baru memulai. Namun semangat dari peserta ini sama; menyelesaikan “masalah” di sekitar mereka, dengan kerangka kewirausahaan dan inovasi sosial.
Baca Juga: Buku Referensi Membangun Bisnis Sosial
Modalitas utama yang dimiliki oleh para peserta adalah organisasi Karang Taruna. Muda-mudi di desa-desa ini jadi SDM yang potensial untuk usaha sejenis, sebab kebanggaan atas kemajuan desanya dan kesadaran bersama untuk menciptakan aktifitas yang produktif dan bernilai ekonomi.
Mengutip rilis dari Humas DIY, event ini jadi ajang bagi para pemuda dan pemudi Karang Taruna se-DIY untuk memaparkan berbagi ide-ide kreatif dan solusi inovatif yang telah mereka kembangkan, terutama dalam rangka memberikan dampak positif kepada masyarakat sekitar.
Mengutip Caulier Grice et al., (2012) inovasi sosial ini adalah solusi baru (produk, layanan, model, pasar, proses, dll.) yang secara bersamaan memenuhi kebutuhan sosial, menciptakan kemampuan dan hubungan baru atau yang lebih baik, dan memanfaatkan aset dan sumber daya dengan lebih baik. Dengan kata lain, inovasi sosial bermanfaat bagi masyarakat dan meningkatkan kapasitas masyarakat untuk bertindak.
Tiga pilar penting yang menjadi penopang sebuah inovasi sosial, dalam penilaian panitia event ini: Pertama, kewirausahaan berupa mindset yang jadi pondasi untuk mengubah masalah menjadi peluang yang menguntungkan dan berkelanjutan. Kedua, Pelestarian Budaya DIY. Ketiga, Pemanfaatan Teknologi Digital.