Perkenalkan saya Deny setiawan salah satu mahasiswa Universitas Slamet Riyadi Surakarta, Fakultas Ekonomi, Prodi Akuntansi, Allhamdullilllah kali ini saya berkesempatan mengikuti MBKM di salah satu kampus Negeri di Kalimantan Barat tepanya di Pontianak Universitas Tanjungpura. Di sini saya sedikit shering tentang mahasiswa perantauan.
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka- Merdeka Belajar Kampus Belajar menjadi salah satu program merdeka belajar yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan wawasan kebangsaan, mengingkatkan pemahaman pada keberagaman suku, agama, ras dan antar golongan (SAR) dan semangat persatuan, serta memperluas dan/atau memperdalam pengetahuan akademis mahasiswa diluar zona kampus asal. Untuk terwujud harapan dan tujuan tersebut, Universitas Slamet Riyadi Surakarta yang menjadi salah satu penerima hibah Program Kompetisi Kampus Merdeka Tahun 2023 sebagai program yang dihadirkan dalam bentuk kompetisi terbuka dengan sistem seleksi berkelompok (tiered system) diperuntukan Perguruan Tinggi Negri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
Tanggal 14 Agustus 2023 merupakan langkah awal 11 mahasiswi Universitas Slamet Riyadi Surakarta yang 3 mahasiswa dari prodi akuntansi dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Ibu Nur Endah Fajar Hidayah, S.E., M.Ak tiba di Pulau kalimantan barat, tepatnya di Universitas Tanjungpura, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Selama 1 semester ( 4-5 bulan) mengikuti pembelajaran bukan hanya secara akademis namun juga pelajaran atau pengalaman yang jadi pembelajaran hidup.
Berada di lingkungan yang baru tentunya menimbulkan banyak perbedaan yang tidak mudah bagi mahasiswa PMM PKKM, bahasa, makanan, biaya hidup, pergaulan dan lainnya sudah menjadi hal nyata yang tentunya harus disadari dan di hadapi oleh mahasiswa pertukaran kampus merdeka. Namun melalui PMM banyak cerita yang bisa dibawa pulang, sama seperti yang saya rasakan. Berada di kota katulistiwa membuat saya tercengan karena baru pertama kali ke Kalimantan Barat tepatnya Pontianak. Banyak di pontiank yang membuat saya mau akan berubah dalam segi kedewasaan dan pemikiran saat meratau, karena masyarakat, teman-teman di kampus maupun di luar kampus yang baik dan ramah, berbeda suku, agama, bahasa yang ada di pontianak suku bangsa dominan besar yaitu Dayak, Melayu dan Tionghoa, yang melebihi 90% penduduk Kalimantan Barat. Makanan khas pun banyak juga di pontianak seperti semur nanas, Chai Kwe, Bubur Pedas Pontianak, Pengkang, sotong pangkon, batang burok.
Kota Pontianak identik dengan khatulistiwa kota ini menjadi salah satu kota yang dilalui garis khatulistiwa, garis lintang nol derajat atau biasa disebut sebagai equator. Semester 3 adalah jenjang dimana sebagai mahasiswa mulai mendalam pembelajaran yang berat dan memilih untuk berada dikampus lain yang tentunya memiliki perbedaan metode dalam belajar dan mengajar, membuat saya lebih mengerti betapa luasnya dan beragamnya Negara Indonesia. Menjalani hari-hari dengan banyaknya adaptasi dari bahasa, makanan, dan lingkungan tentunya tidak semua berjalan dengan mudah. Seriyus lah dalam belajar untuk menambah wawasan dan pengalaman. Pengalaman tidak seru kalo kita cuman mengdengan kata orang, lebih baik rasakan,majulah, pantang menyerah untuk mencari hal yang berbeda.
Saat ini, saya Deny setiawan mahasiswa semester 3 PMM hibah PKKM Universitas Slamet Riyadi 2023 mengucapkan terimakasih untuk semua dosen matakuliah, teman- teman yang banyak menolong dan atas semua kesempatan dan pengalaman yang tidak akan terlupakan dari perbedaan sistem pembelajaran, perbedaan budaya, dan perbedaan cara hidup bahkan perbedaan sifat yang baik, yang akan saya terus ceritakan, bahwa kota yang mendapat julukan Kota sebagai Kota Khatulistiwa karena dilalui garis khatulistiwa. Di utara Kota Pontianak, tepatnya Siantan, terdapat Tugu Khatulistiwa yang dibangun pada tempat yang dilalui garis khatulistiwa. Sampai berjumpa kembali,Universitas Tanjungpura! Sampai berjumpa kembali, Kota Katulistiwa! Sampai berjumpa kembali, Kalimantan Barat!
#BertukarSementaraBermaknaSelamanya.