Saat ini kita memasuki era post-truth. Periode waktu dimana banyak dijumpai masyarakat menentukan benar dan salah seringkali sekadar berdasar apa yang dipercaya secara subjektif, bukan berdasarkan fakta.
Kondisi ini tentu akan lebih parah di tengah tingkat literasi yang rendah serta kemampuan untuk kritis terhadap wacana juga masih sangat kurang. Informasi yang disampaikan oleh influencer, politisi atau bahkan yang tidak jelas sumbernya menjadi begitu dominan membentuk pikiran, sikap dan perilaku kita.
Maka analisis wacana masih menjadi satu kajian penting. Baik bagi masyarakat umum, terlebih bagi para pegiat organisasi kemahasiswaan.
Kader PMII harus mampu menganalisa teks bukan sekadar dari permukaan saja, namun juga beragam latar belakang sosial-budaya, politik dan sejarah yang ada di belakangnya.
Hal ini agar terbebas dari bias dan belenggu kepentingan penyampai informasi dan lebih rasional saat mengambil sikap kolektif maupun atas peristiwa-peristiwa yang dihadapi.
Sebagaimana diungkapkan oleh Michel Foucault bahwa semua bahasa menginformasikan kepada kita tentang kuasa (power) dan bagaimana ia digunakan. Khususnya strategi dan relasi antarmanusia
Suatu metode analisis kualitatif yang melihat secara spesifik makna subjektif yang mendasari bahasa dalam komunikasi tertulis atau lisan, dalam konteks di mana hal tersebut terjadi.
Berikut bahan pemantik diskusi dalam kegiatan Pelatihan Kader Dasar (PKD) PMII Mohammad Hatta 2024.
Klik tautan download berikut: