Memiliki Pekerjaan yang Bermakna (meaningfull work) adalah sesuatu yang kita semua inginkan. Psikiater terkenal bernama Viktor Frankl menggambarkan begitu kuanya hasrat alami manusia untuk menemukan makna, bahkan dalam keadaan paling kotor sekalipun, orang mencari tujuan hidup mereka.
Baru-baru ini, para peneliti telah menunjukkan kebermaknaan menjadi lebih penting bagi karyawan daripada aspek lainnya dari pekerjaan, misalnya upah dan penghargaan, peluang untuk promosi, atau kondisi kerja.
Pekerjaan yang bermakna bisa sangat memotivasi, mengarah pada peningkatan kinerja, komitmen, dan kepuasan. Tetapi, sejauh ini, sangat sedikit penelitian yang telah mengeksplorasi di mana dan bagaimana orang menemukan pekerjaan mereka sebagai sesuatu yang bermakna dan bagaimana peran yang dapat dimainkan oleh para pemimpin dalam proses ini.
LIMA KUALITAS PEKERJAAN YANG BERMAKNA
Catherine Bailey dan Adrian Madden (2019) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengungkap bagaimana dan mengapa orang menilai pekerjaan mereka sebagai sesuatu yang bermakna. Bagi orang yang diwawancarai, kebermaknaan sering dikaitkan dengan rasa bangga dan prestasi pada pekerjaan yang dilakukan dengan baik, baik mereka pekerja profesional atau pekerja manual.
Dalam artikel berjudul “What Makes Work Meaningful—Or Meaningless”, mereka yang dapat melihat bahwa mereka telah memenuhi potensi mereka, atau yang menemukan pekerjaan mereka sebagai suatu proses kreatif dan menarik cenderung menganggap pekerjaan mereka lebih bermakna daripada yang lain.
Sama halnya, menerima pujian, pengakuan dari atasan atau pengakuan dari orang lain menjadi sangat penting. Namun, faktor-faktor ini saja tidak cukup untuk menjadikan pekerjaan bermakna. Studi Bailey dan Madden juga mengungkapkan lima fitur tak terduga dari pekerjaan yang bermakna; dalam hal ini, kedua peneliti menemukan petunjuk yang mungkin menjelaskan sifat kebermaknaan yang sering tidak terduga dan ‘tidak berwujud’, sebagai berikut:
Melebihi Diri Sendiri (Self-Transcendent)
Individu cenderung menilai pekerjaan mereka bermakna ketika pekerjaan itu penting bagi orang lain lebih dari hanya untuk kepentingan diri mereka sendiri. Dengan cara ini, pekerjaan yang bermakna adalah Melebihi Diri Sendiri (Self-Transcendent). Meskipun hal ini bukan fakta yang banyak diketahui, ahli teori motivasi terkenal Abraham Maslow memposisikan transendensi-diri di puncak piramida motivasi manusia, menempatkannya bahkan lebih tinggi daripada aktualisasi diri dan kepentingan fisik.
Orang tidak hanya berbicara tentang diri mereka sendiri ketika mereka berbicara tentang pekerjaan yang bermakna; mereka berbicara tentang dampak atau relevansi pekerjaan mereka bagi orang lain, kelompok, atau lingkungan yang lebih luas.
Misalnya, seorang pengumpul sampah menjelaskan bagaimana ia menemukan pekerjaannya bermakna di “titik kritis” di akhir hari ketika sampah dikirim ke daur ulang. Inilah saatnya dia dapat melihat bagaimana karyanya berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang bersih untuk cucu-cucunya dan untuk generasi mendatang.
Seorang akademisi menggambarkan bagaimana dia menemukan pekerjaannya bermakna ketika dia melihat murid-muridnya lulus pada upacara wisuda, sebuah tanda nyata tentang bagaimana kerja kerasnya sendiri telah membantu orang lain berhasil.
Pengalaman Memilukan (Poignant)
Pengalaman pekerjaan yang bermakna bisa lebih pedih atau memilukan daripada sekadar euforia biasa. Orang sering menemukan pekerjaan mereka penuh makna pada saat-saat yang terkait dengan berbagai pikiran dan perasaan yang campur aduk, tidak nyaman, atau bahkan menyakitkan, bukan hanya perasaan suka cita dan kebahagiaan yang murni.
Orang-orang sering menangis dalam wawancara ketika mereka berbicara tentang saat-saat ketika mereka menilai pekerjaan mereka bermakna. Penekanan saat ini pada psikologi positif telah membuat fokus banyak kajian pada upaya untuk membuat karyawan bahagia, terlibat, dan termotivasi sepanjang hari kerja. Psikolog Barbara Held merujuk pada tekanan saat ini untuk “menonjolkan yang positif” sebagai “tirani sikap positif.”
Secara tradisional, kebermaknaan telah dikaitkan dengan atribut positif seperti itu. Penelitian Bailey dan Madden menunjukkan bahwa bertentangan dengan apa yang mungkin kita pikirkan, kebermaknaan tidak selalu merupakan pengalaman positif. Bahkan, saat-saat ketika orang menemukan pekerjaan mereka bermakna cenderung jauh lebih kaya dan lebih menantang daripada saat ketika mereka merasa hanya termotivasi, terlibat atau bahagia.
Contoh paling jelas dari hal ini datang dari perawat yang menggambarkan saat-saat kebermaknaan mendalam ketika mereka dapat menggunakan keterampilan profesional dan pengetahuan mereka untuk memudahkan kematian pasien di akhir hidup mereka.
Pengacara sering berbicara tentang bekerja keras untuk waktu yang lama, kadang-kadang bertahun-tahun, untuk klien mereka dan memenangkan kasus yang mengarah pada hasil yang mengubah hidup menjadi lebih adil.
Peserta dalam beberapa kelompok pekerjaan menemukan momen-momen kebermaknaan ketika mereka menang dalam keadaan sulit atau telah memecahkan masalah yang rumit dan sulit diselesaikan. Pengalaman mengatasi kondisi-kondisi yang menantang ini menyebabkan rasa kebermaknaan yang jauh lebih besar daripada yang akan mereka alami ketika berhadapan dengan situasi langsung sehari-hari.
Episodik (Episodic)
Rasa kebermaknaan muncul secara episodik dan bukannya berkelanjutan. Tampaknya tidak ada yang bisa menemukan pekerjaan mereka secara konsisten selalu bermakna, tetapi lebih pada kesadaran bahwa pekerjaan itu bermakna muncul pada masa puncak yang merupakan sifat generatif dari pengalaman yang kuat.
Misalnya, seorang profesor universitas berbicara tentang pengalaman euforia merasa “seperti bintang rock” di akhir ceramah yang sukses. Seorang aktor juga merangkum perasaan ini dengan baik: “Ya Tuhan, saya benar-benar melakukan apa yang saya impikan dapat saya lakukan; itu agak luar biasa.”
Jelas, sentimen seperti ini tidak berkelanjutan bahkan selama satu hari kerja saja, juga tidak pada periode yang lebih lama, melainkan datang dan pergi dalam kehidupan kerja seseorang, mungkin jarang muncul. Namun demikian, pengalaman puncak ini memiliki efek mendalam pada individu, sangat berkesan, dan menjadi bagian dari kisah hidup mereka.
Momen yang bermakna seperti ini tidak dipaksakan atau dikelola. Hanya dalam beberapa kasus responden memberi tahu bahwa kesadaran tentang pekerjaan mereka sebagai bermakna muncul secara langsung melalui tindakan para pemimpin atau manajer organisasi.
Seorang tentara menggambarkan bagaimana dia menyadari betapa berartinya pekerjaannya ketika dia merenungkan pemikirannya yang cepat dalam menyalakan sirene peringatan dalam situasi pertempuran, memastikan bahwa tidak ada seorang pun di kamp yang terluka dalam insiden tersebut pada serangan roket berikutnya.
Asisten penjualan berbicara tentang saat-saat ketika mereka dapat membantu orang lain, seperti kesempatan ketika seorang pelanggan pingsan di satu toko dan petugas toko dapat mendukungnya sampai dia sadar kembali. Saat-saat yang tak terlupakan seperti ini mengandung tingkat emosi dan relevansi pribadi yang tinggi, dan karenanya menjadi lebih terkenang daripada sekedar makna kerja simbolis.
Reflektif
Dalam contoh yang dikutip di atas, sering kali hanya terjadi ketika orang yang diwawancarai diminta untuk menceritakan kembali saat ketika mereka menilai pekerjaan mereka bermakna bahwa mereka mengembangkan kesadaran sadar akan pentingnya pengalaman ini. Makna tidak jarang dialami pada saat ini, tetapi dalam retrospeksi dan refleksi ketika orang dapat melihat pekerjaan mereka yang lengkap dan membuat hubungan antara prestasi mereka dan makna hidup yang lebih luas.
Salah satu pengusaha yang menjadi narasumber berbicara tentang waktu ketika ia mematikan lampu setelah pesta perusahaannya dan berhenti sejenak untuk merenungkan kembali apa yang telah ia dan karyawannya capai bersama.
Pengumpul sampah menjelaskan bagaimana mereka bisa menemukan pekerjaan mereka bermakna ketika mereka selesai membersihkan jalan dan berhenti untuk melihat kembali ke dampak pekerjaan mereka. Dalam melakukan ini, mereka merefleksikan bagaimana pekerjaan berupa menyapu jalan berkontribusi pada kebersihan lingkungan secara keseluruhan.
Seorang akademisi berbicara tentang penelitian yang telah dilakukannya selama bertahun-tahun yang tampaknya cukup tidak berarti pada saat itu, tetapi 20 tahun kemudian memberikan solusi teknologi untuk teknologi layar sentuh.
Oleh karena itu, pengalaman kebermaknaan sering kali merupakan tindakan retrospektif yang penuh pertimbangan dan bukan sekadar respons emosional spontan pada saat itu, walaupun orang mungkin menyadari adanya perasaan yang baik pada saat itu. Anda tidak mungkin menyaksikan seseorang berbicara tentang betapa berartinya mereka menemukan pekerjaan mereka selama hari kerja mereka. Bagi sebagian besar narasumber, diskusi dilakukan bersama peneliti tentang pekerjaan yang bermakna adalah pertama kalinya mereka berbicara tentang pengalaman ini.
Bersifat Personal
Pekerjaan yang bermakna, di sisi lain, sering dipahami oleh orang-orang tidak hanya dalam konteks pekerjaan mereka tetapi juga dalam konteks yang lebih luas dari pengalaman kehidupan pribadi mereka. Bailey dan Madden menemukan bahwa manajer dan bahkan organisasi sebenarnya tidak terlalu berarti pada saat ini. Seorang musisi menggambarkan rasa kebermaknaannya yang mendalam ketika ayahnya menghadiri pertunjukannya untuk pertama kalinya dan akhirnya datang untuk menghargai dan memahami karya musisi.
Seorang pastor dapat menemukan arti makna dalam pekerjaannya ketika dia bisa menceritakan pengalaman pribadi anggota jemaatnya yang mengerikan kepada kejadian-kejadian hidupnya sendiri, dan menggunakan pemahaman itu untuk membantu dan mendukung jemaatnya pada saat tragedi pribadi.
Motivasi seorang pengusaha untuk memulai bisnisnya sendiri termasuk keinginan untuk membuat kakeknya bangga padanya. Makan malam adat diadakan untuk menandai akhir dari layanan seorang prajurit menjadi dijiwai dengan makna bagi seorang prajurit karena itu dibagikan kepada anggota keluarga yang ada di sana untuk mendengarkan cerita tentaranya.
Seorang pengacara menggambarkan bagaimana dia menemukan pekerjaannya bermakna ketika layanannya direkomendasikan oleh teman dan keluarga dan dia merasa dipercaya dan dihargai di kedua bidang hidupnya.
Seorang pengumpul sampah menggambarkan waktu ketika persediaan air masyarakat terkontaminasi dan dia diminta untuk bekerja mendistribusikan air ke penduduk setempat; itu bermakna, karena dia bisa melihat bagaimana dia membantu tetangga yang rentan.
Momen-momen dengan makna yang sangat mendalam muncul ketika pengalaman-pengalaman ini bersatu dengan rasa pekerjaan yang dilakukan dengan baik, yang satu diakui dan dihargai oleh orang lain.
Ciri-ciri khusus dari pekerjaan yang bermakna ini menunjukkan bahwa tugas organisasi untuk membantu orang menemukan makna dalam pekerjaan mereka adalah rumit dan cukup mendalam, jauh melampaui nilai dangkal dari kepuasan atau keterlibatan – dan hampir tidak pernah berhubungan dengan siapa orang yang menjadi manajer dalam pekerjaan mereka.