Tahun 2019 akan segera berakhir, dalam bidang kajian dan praktik pemasaran, tentunya tahun 2019 ini dipenuhi dengan hal-hal baru. Hal ini tentu juga mempengaruhi strategi marketing perusahaan. Apa yang dirasa sukses dan berhasil diterapkan pada tahun 2019, belum tentu akan kembali sukses pada tahun 2020 nanti.
Kajian atau membahas marketing berarti proses untuk memahami bahwa pasar setiap harinya selalu berubah. Dari sini, marketing bukan sekedar jualan.
Dirangkum dari Asian Marketing Federation (AMF) dalam laporan berjudul “Top 9 Trends of Marketing in Asia 2019”, memberi catatan bagi pemasar terkait dengan tren-tren pemasaran apa saja yang terjadi di pasar Asia Tenggara selama 2019.
Bagi anda yang terlewat informasi, berikut kami rangkum ulang sembilan tren marketing di Asia selama tahun 2019:
Lebih banyak perbankan adopsi teknologi.
Tahun 2019, AMF melihat akan lebih banyak adaptasi teknologi digital, khususnya dalam sektor perbankan. Perbankan akan meningkatkan penggunaan teknologi dalam hal memberikan pelayanan pada nasabah, metode pembayaran, hingga untuk menilai peringkat kelayakan kredit. Nantinya, perbankan akan menilai kelayakan kredit seorang nasabah melalui pola pengeluaran, bukan lagi dari kesehatan keuangan personal.
Khusus untuk sektor ritel, akan terjadi banyak pembayaran cashless melalui akun e-wallet bahkan rekening yang saling terintegrasi. Untuk e-wallet nantinya juga akan terjadi perampingan opsi pembayaran. Sehingga konsumen akan semakin termudahkan.
Meningkatnya popularitas dan adopsi strategi OMNI
Langkah raksasa e-commerce mengakuisisi ritel konvensional menandakan semakin pentingnya metode pemasaran OMNI yang mengintegrasikan online dan offline marketing. Ritel konvensional bisa mengembangkan strategi OMNI dengan memberikan pengalaman belanja dari memilih hingga membayar senyaman mungkin.
Lebih banyak perbankan adopsi teknologi.
Tahun 2019, AMF melihat akan lebih banyak adaptasi teknologi digital, khususnya dalam sektor perbankan. Perbankan akan meningkatkan penggunaan teknologi dalam hal memberikan pelayanan pada nasabah, metode pembayaran, hingga untuk menilai peringkat kelayakan kredit. Nantinya, perbankan akan menilai kelayakan kredit seorang nasabah melalui pola pengeluaran, bukan lagi dari kesehatan keuangan personal.
Khusus untuk sektor ritel, akan terjadi banyak pembayaran cashless melalui akun e-wallet bahkan rekening yang saling terintegrasi. Untuk e-wallet nantinya juga akan terjadi perampingan opsi pembayaran. Sehingga konsumen akan semakin termudahkan.
Meningkatnya popularitas dan adopsi strategi OMNI
Langkah raksasa e-commerce mengakuisisi ritel konvensional menandakan semakin pentingnya metode pemasaran OMNI yang mengintegrasikan online dan offline marketing. Ritel konvensional bisa mengembangkan strategi OMNI dengan memberikan pengalaman belanja dari memilih hingga membayar senyaman mungkin.
Meningkatnya pembayaran digital
Dengan peningkatan pengalaman berbelanja dan pembayaran digital, platform pembayaran digital mulai mengambil peran baru. Beberapa perusahaan telah menjajaki kemungkinan platform pembayaran digital sebagai saluran distribusi untuk dana kredit. Jenis pinjaman ini akan menarik bagi peminjam jika biaya dana lebih ekonomis. Di sisi lain, dengan menganalisis data tentang pola perilaku pengguna dapat membantu pemberi pinjaman untuk meminimalkan risiko yang terkait dengan dana pinjaman.
Semakin maraknya penggunaan AI
Peran Artificial Intelligence (AI) telah membantu perusahaan untuk mempersonalisasikan hubungan mereka dengan pelanggan. Dengan menggunakan AI, perusahaan dengan jumlah pelanggan yang besar dapat mengumpulkan dan menyusun data dari pelanggan mereka dan menggunakannya untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan membangun hubungan yang kuat.
Meningkatnya popularitas intrapreneur
Banyak profesional mengambil risiko untuk memulai perusahaan mereka sendiri. Namun, persentase startup yang berhasil sangat kecil dan kebanyakan mereka gagal. Untuk menghindari situasi seperti itu, banyak perusahaan mulai mendorong para profesional mereka untuk menjadi intrapreneur. Para profesional didorong untuk mengambil risiko yang lebih besar, sebagai imbalannya, mereka ditawari berbagai manfaat intrapreneurship dari kepemilikan bersama di perusahaan yang baru dibuat, rumah dan insentif lainnya.
Drone Difungsikan sebagai alat marketing dan iklan
Tahun 2019 ini akan ada banyak drone digunakan sebagai alat pemasaran. Era sekarang sebuah video pemasaran bisa diciptakan oleh siapa pun. Tidak sedikit beberapa perusahaaan properti menggunakan drone sebagai salah satu alat untuk menyajikan produk mereka kepada konsumen. Beberapa influencer juga menyoroti pemandangan dari langit dengan menggunakan drone sebagai alat pembuat konten.
Kembali kepada vending machine
Jepang bukanlah satu-satunya negara yang memiliki banyak vending machine. Kini, Singapura juga mulai kebanjiran vending machine dengan beragam opsi pembayaran, tidak sekadar tunai. Vending machine ini menjual mulai dari minuman ringan hingga daging segar.
Tren ini tentunya bisa menggangu para pedagang konvensional. Sebab vending machine bisa beroperasi 24 jam tanpa perlu sumber daya manusia. Vending machine juga bisa menjadi sebuah medium iklan yang besar dan ditempatkan di beberapa titik-titik keramaian.
Berkembangnya bisnis dengan dampak sosial
Pelanggan yang selalu terhubung dengan internet cenderung membuat keputusan yang dipengaruhi oleh penilaian emosional. Sementara jarang brand bisa terlibat emosional dengan pelanggannya. Untuk membedakan diri dari kompetitor, kini lebih banyak brand mengadopsi tanggung jawab sosial sebagai salah satu dari banyak cara untuk melibatkan pelanggan mereka. Inisiatif sosial ini, memungkinkan mereka untuk bercerita tentang bisnis mereka melalui berbagai platform media sosial. Ini membantu menciptakan relevansi dan keterikatan emosional bagi perusahaan-perusahaan ini untuk memasarkan merek mereka.
Pahami dan tingkatkan teknologi Smart Home
Pedagang konvensional mungkin akan terganggu dengan hadirnya teknologi Smart Home. Melalui teknologi ini, peralatan rumah tangga seperti kulkas dengan algoritma AI di dalamnya akan memonitor perilaku konsumsi. Ini kemudian akan secara otomatis mengirim permintaan ke pemilik rumah untuk mengingatkan mereka untuk melakukan pemesanan untuk item yang akan segera habis. Smart Home akan memonitor perilaku individu dan memberikan personalisasi dalam gaya hidup mulai pengaturan suhu rumah, penerangan, hingga hiburan seperti musik yang dipersonalisasi dan televisi.