Penulis: Luthfi Hamdani
Semua orang ingin menjadi kaya (rich, wealthy). Kekayaan memberi lebih banyak opsi jadi bahagia, menikmati hidup dengan aneka fasilitas, mudah berbagi, dan mengeliminir kekhawatiran akan kondisi buruk; kelaparan, sakit tanpa mampu berobat, terjerat utang, hingga jadi kelas kedua dalam relasi sosial.
Kekayaan disini bermakna materil; berupa tabungan dan deposito di bank, uang kas yang dipegang sendiri, punya aset-aset seperti properti, saham, obligasi. Sampai juga misalnya aset berupa kekayaan intelektual.
Lalu ada satu pertanyaan klise: Darimana datangnya kekayaan (wealth)? Atau, Bagaimana seorang individu bisa menjadi kaya?
George Gilder dari Prager University bilang bahwa “bahan baku” utama penciptaan kekayaan adalah pengetahuan (knowledge). Prosesnya: pengetahuan menghasilkan inovasi, lalu muncul produk (juga jasa) baru yang dibutuhkan masyarakat. Produk ini mendatangkann profit, lalu profit mengakselerasi efisiensi lewat inovasi dan teknologi baru. Margin lebih besar. Terciptalah kekayaan.
Robert Kiyosaki, investor dan penulis buku “Rich Dad, Poor Dad” memilah ada 4 cara seorang individu bisa memperoleh uang (juga kekayaan). Jadi karyawan, wiraswasta, menjadi pemilik bisnis dan paling ideal menjadi investor.
Kiyosaki juga bilang bahwa kekayaan berasal dari pengetahuan kita dalam mengelola kuadran arus kas (cashflow quadrant). Intinya inti dari konsep Kiyosaki ini adalah memiliki aset yang menghasilkan pendapatan.! Konsepnya akan lebih mudah diterima jika kita memahami konsep arus kas dan neraca atau laporan posisi keuangan (aset = liabilitas + ekuitas)
Orang tidak mungkin menjadi kaya dengan hanya mengandalkan satu sumber pemasukan (income); gaji atau upah hasil kerja. Sebab tidak cukup untuk mengakumulasi aset, malah terjebak pada liabilitas berupa KPR, kredit mobil, kartu kredit, hutang bank, dll.
Untuk menjadi kaya, seorang individu harus punya ‘multiple sources of income’. Dari keuntungan sewa properti, dividen saham, bunga tabungan, royalti dlsb. Lalu pemasukan tadi digunakan untuk mengakumulasi aset yang bisa menghasilkan kekayaan, seperti: saham, obligasi, real estat, kontrakan, kos, dlsb.
Sederhana bukan?