Sosialisasi berlangsung pada Minggu (22 Agustus 2021), mulai pukul 9.30 waktu setempat di Aula Madrasah Ibtidaiyah Cekel, mendapat perhatian dari remaja Desa tersebut.
Ketua FSQ saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara menyampaikan terima kasih kepada tim KKN UNISRI yang sudah datang di desa ini untuk mengadakan sosialisasi kepada anggotanya.
Usai pembukaan, dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Yusuf Afandi. Yusuf Afandi menjelaskan cara mengetahui uang palsu atau tidak yakni dengan dilihat. Artinya, jika dilihat uang akan terlihat terang dan jelas. Terdapat benang pengaman yang tertatam di kertas uang.
Pada pecahan Rp10.000,- Rp5.000,Rp2.000 dan Rp1000, sedangkan pada uang rupiah kertas pecahan Rp100.000,- dan Rp50.000,- dan Rp20.000,- terdapat benang pengaman seperti dianyam pada uang dan akan berubah warna bila dilihat dari sudut pandang tertentu.
Pada uang Rp20.000,- terdapat perubahan warna dari hijau menjadi ungu apabila gambar perisai yang di dalamnya berisi logo Bank Indonesia yang akan berubah warna apabila dilihat dari sudut pandang berbeda.
Sedang pada uang Rp50.000,- terdapat perubahan warna dari merah keemasan menjadi hijau dan Rp100.000,- terdapat perubahan warna dari merah keemasan menjadi hijau.
Diraba. Artinya, bagi tuna netra dapat membedahkan uang alsi atau tidak asli dengan cara diraba karena aka nada blind code berupa pasangan gari-garis di sini kanan dan kiri. Uang akan terasa kasar bila diraba (tactile) dank ode ini ilakukan melalui konsultasi dengan Pertuni (Persatuan Tuna Negra Indonesia).
“Diterawang, Artinya, tanda air (water mark) berupa gambar pahlawan terdapat pada semua pecahan uang kertas. Electrotype (ornament) terdapat pada pecahan Rp100.000, Rp50.000,- Rp20.000,- dan Rp10.000,-. Logo BI akan terlihat utuh apabila diterawang kea rah cahaya,” katanya.