Bencana alam maupun non-alam selalu membawa dampak besar, baik pada kehidupan sosial maupun perekonomian masyarakat. Untuk itu, manajemen keuangan menjadi aspek penting yang perlu direncanakan sejak tahap pra-bencana, saat tanggap darurat, hingga pasca-bencana.
Pendekatan ini tidak hanya membantu mengurangi risiko kerugian, tetapi juga memastikan sumber daya dapat dialokasikan secara efektif ketika bencana terjadi.
Dalam tahap pra-bencana, manajemen risiko menjadi kunci utama. Upaya seperti asuransi properti, pengelolaan dana darurat, serta strategi mitigasi keuangan dapat membantu meminimalisasi dampak yang mungkin timbul.
Sementara pada fase tanggap darurat, kecepatan dalam pengkajian kebutuhan dan distribusi dana menjadi penentu keberhasilan. Manajemen keuangan di tahap ini berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak, mulai dari logistik, kesehatan, hingga perlindungan sosial.
Setelah masa darurat teratasi, perhatian beralih pada fase pemulihan atau pasca-bencana. Pada tahap ini, manajemen keuangan difokuskan pada rehabilitasi dan perbaikan lingkungan, baik fisik maupun sosial-ekonomi.
Pengelolaan penerimaan dan pengeluaran dari berbagai sumber kas, pemerintah, masyarakat, maupun lembaga donor, harus dilakukan dengan transparan dan terukur.
Dengan perencanaan keuangan yang baik, proses pemulihan tidak hanya mengembalikan kondisi seperti semula, tetapi juga membangun ketahanan yang lebih kuat menghadapi bencana di masa mendatang.
Baca materi selengkapnya pada file berikut: Manajemen keuangan untuk pra, tanggap darurat dan Pasca Bencana