Saat dewasa, kita bakal banyak menghabiskan energi mengejar hal-hal besar dalam hidup. Karir yang cemerlang, kendaraan mewah, fasilitas serba lengkap, popularitas, kebermanfaatan di tengah komunitas, menjadi bagian dari perjuangan sosial-religius tertentu, juga kepemilikan aset berlimpah ruah.
Tujuan-tujuan hidup tersebut sebagian mungkin muncul dari dalam diri kita sendiri, namun banyak juga yang musti kita tanggung sekadar sebab tuntutan lingkungan sosial. Keyakinan-keyakinan kolektif yang menyatakan kita harus begini, harus begitu.
Beragam tujuan yang seringkali menguras tenaga, pikiran dan emosi kita sebagai orang dewasa. Syukur kalau berhasil. Nah kalau gagal, bakal lebih dalam lagi harus menguras “aset-aset” personal kita. Sampai kering habis. Sampai seringkali terancam dan terpaksa ter-alienasi dari lingkungan sosial.
Baca juga: Kuliah bisnis digital terbaik di Solo Raya
Bermain dengan anak-anak kita memberikan refleksi segar atas beban individu dan sosial yang kita hadapi sebagai orang dewasa. Keberanian (kadang kecerobohan) ala anak-anak bermain pada aktivitas yang beresiko, kemampuan menikmati hal-hal kecil sekadar mengejar kupu-kupu, meneriaki kucing rebahan, penasaran dengan kura-kura.
Lalu antusias dengan cacing, kangen bertemu kelinci tetangga, berlari ketakutan saat bertemu badut, memberi makan ikan, tertawa lepas-minum susu-lalu tidur, atau berimajinasi berubah menjadi manusia Spiderman tampaknya begitu membahagiakan.
Ada begitu banyak momen bahagia, dari aktivitas sederhana kita sehari-hari yang hilang sebab kita gagal menikmati momentum dan kehilangan antusiasme. Raga kita ada di satu momen sederhana yang seharusnya bisa membuat bahagia, pikiran kita tengah bepergian ke tempat yang jauh.
Seperti kalkulasi materil, imajinasi hidup terhormat, deadline pekerjaan, ide-ide bisnis yang tidak kunjung dieksekusi, perlombaan sosial untuk menjadi yang paling berkelebihan, dan sebagainya. Hal-hal yang tampak terus berlari menjauh saat kita kejar habis-habisan.
Kesederhanaan pikiran dan antusiasme ala anak kecil adalah oase menyegarkan di tengah jiwa manusia dewasa kita gersang, keruh dan seringkali begitu membebani.
Penulis: Luthfi Hamdani