Perubahan iklim dan degradasi lingkungan mendorong dunia untuk beralih ke pertumbuhan ekonomi hijau.
Sebagai negera dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, China telah menunjukkan komitmen kuat dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan.
Salah satu strateginya adalah memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi Hijau (Green ICT) serta faktor sosial-ekonomi seperti urbanisasi dan sumber daya manusia.
Bagaimana peran faktor-faktor ini dalam mendorong pertumbuhan hijau di China?
Green ICT merujuk pada penggunaan teknologi digital yang ramah lingkungan, seperti komputasi hemat energi dan jaringan berkelanjutan.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa Green ICT berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan hijau di China dengan mengurangi emisi karbon dan meningkatkan efisiensi energi.
Misalnya, inovasi seperti konferensi virtual dan smart grid telah mengurangi kebutuhan energi dan polusi. Investasi China di sektor energi bersih, seperti panel surya dan kendaraan listrik, juga memperkuat dampak positif Green ICT.
Urbanisasi di China tumbuh pesat, dari 10,6% pada 1949 menjadi 60,6% pada 2019. Meski urbanisasi tradisional sering dikaitkan dengan polusi, China telah mengadopsi konsep “urbanisasi hijau” yang memadukan pembangunan kota dengan keberlanjutan.
Contohnya, perencanaan kota yang efisien dan transportasi umum ramah lingkungan. Namun, tantangan seperti konsumsi energi tinggi di perkotaan tetap perlu diatasi.
Baca Juga: Pilihan Terbaik untuk Menerbitkan Karyamu Menjadi Buku
Globalisasi membawa dua sisi bagi pertumbuhan hijau. Di satu sisi, pertukaran teknologi dan investasi asing mendorong inovasi hijau.
Di sisi lain, globalisasi dapat meningkatkan emisi melalui industrialisasi yang tidak terkendali.
Studi ini menemukan bahwa di China, globalisasi memiliki efek negatif pada pertumbuhan hijau, mungkin karena ketergantungan pada praktik perdagangan yang kurang berkelanjutan.
Intensitas energi (energi per unit PDB) dan emisi karbon adalah tantangan besar. China telah berupaya mengurangi intensitas energi melalui teknologi efisien, tetapi hasilnya bervariasi antar provinsi.
Emisi karbon juga terbukti menghambat pertumbuhan hijau, menekankan pentingnya transisi ke energi terbarukan.
Temuan ini menyarankan beberapa rekomendasi kebijakan: (1) meningkatkan investasi dalam Green ICT dan penelitian energi bersih, (2) memperkuat pendidikan hijau dan pelatihan keterampilan, (3) menerapkan perencanaan kota berkelanjutan, dan (4) mengatur globalisasi dengan standar lingkungan yang ketat.
Green ICT, SDM, dan urbanisasi hijau adalah pilar utama pertumbuhan hijau di China.
Meski tantangan seperti globalisasi dan emisi karbon tetap ada, pendekatan terintegrasi dapat memastikan pembangunan ekonomi yang seimbang dengan kelestarian lingkungan.
Studi ini memperkuat pentingnya kebijakan berbasis bukti untuk mencapai masa depan yang berkelanjutan.














