Bill Drayton (Ashoka Foundation)
Bill Drayton dikenal sebagai salah satu pelopor wirausaha sosial. Drayton mendirikan Ashoka Foundation pada tahun 1980. Perusahaan ini “memimpikan dunia di mana setiap orang menjadi pembawa perubahan.”
Ashoka mengambil pendekatan multifaset untuk menemukan dan mendukung wirausahawan sosial secara global. Tiga prioritasnya adalah:
- Kewirausahaan sosial: Memilih “Ashoka Fellows” yang menjanjikan di seluruh dunia dan memberi mereka pengetahuan, keuangan, dan sarana logistik untuk melakukan perubahan.
- Empati dan pembawa perubahan muda: Membantu dan menginspirasi kaum muda dalam perjalanan mereka untuk menjadi pembawa perubahan.
- Mengorganisasi untuk pembawa perubahan: Bermitra dengan bisnis, sekolah, dan penasihat bisnis untuk menyusun kembali model bisnis standar sehingga lebih melibatkan orang, memelihara potensi, dan menciptakan peluang untuk mengatasi masalah.
*****
Muhammad Yunus
Profesor Muhammad Yunus terkenal karena mempopulerkan keuangan mikro dan kredit mikro, yang menjadi landasan Grameen Bank, yang didirikan pada tahun 1983.
Pada tahun 2006, Yunus dianugerahi Penghargaan Nobel karena mendirikan Grameen Bank, yang didasarkan pada prinsip-prinsip kepercayaan dan solidaritas untuk memberdayakan penduduk desa dengan dana bank untuk keluar dari kemiskinan.
Menurut Grameen Bank, per Mei 2022, 90% dari sekitar sembilan juta peminjamnya adalah perempuan, yang membayar kembali pinjaman mereka dengan tingkat 97%—tingkat pemulihan yang lebih tinggi daripada sistem perbankan tradisional manapun.
Profesor terkenal ini telah menerima penghargaan internasional seperti U.S. Presidential Medal of Freedom pada tahun 2009, Congressional Gold Medal pada tahun 2010, dan Olympic Laurel pada tahun 2021.
*****
Blake Mycoskie
Setelah melakukan perjalanan ke Argentina pada tahun 2006, Blake Mycoskie menjadi pendiri dan pemberi sepatu utama TOMS Shoes, menggunakan sebagian uangnya sendiri untuk meluncurkan perusahaan tersebut.
Awalnya, TOMS berjanji untuk menyumbangkan sepasang sepatu untuk setiap pasang sepatu yang terjual. Perusahaan tersebut memperluas kampanye One-For-One ini untuk mendukung inisiatif air, penglihatan, kelahiran, dan antiperundungan. Dengan menggunakan merek TOMS, Mycoskie telah meningkatkan kesadaran tentang berbagai isu seperti kemiskinan dan kesehatan global.
Perusahaan tersebut menyumbangkan $10.000 kepada masing-masing dari 10 organisasi nirlaba di 10 negara yang berbeda. Uang tersebut digunakan untuk menyediakan layanan kesehatan mental bagi mereka yang membutuhkan. Dan pada tahun 2020, TOMS telah menyumbangkan 100 juta pasang sepatu.
Saat ini, “Model Dampak” TOMS yang diperluas menyerukan agar perusahaan menyumbangkan sepertiga dari laba perusahaan untuk “kebaikan akar rumput”. Artinya, uangnya disalurkan untuk hibah tunai dan kemitraan dengan lembaga nirlaba yang “berusaha menciptakan dampak dalam tiga bidang: kesehatan mental, akses terhadap peluang, dan mengakhiri kekerasan senjata.”
Pada tahun 2023, TOMS mendanai 39 organisasi di 17 komunitas yang berlokasi di 11 negara di seluruh dunia.
*****
Marc Koska
Marc Koska mendesain ulang peralatan medis dan memperkenalkan jarum suntik yang tidak dapat dipakai ulang dan murah yang dapat digunakan di klinik-klinik yang kekurangan dana. Inovasi ini melindungi dari penularan penyakit yang ditularkan melalui darah.
Koska mendirikan SafePoint Trust pada tahun 2006, yang telah memberikan empat miliar suntikan yang aman di 40 negara melalui jarum suntiknya yang dapat dinonaktifkan secara otomatis.
Schwab Foundation Social Entrepreneurs of the Year pada tahun 2015 memberikan penghargaan kepada Koska atas solusi perintisnya untuk masalah kesehatan dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan kebijakan global tentang suntikan yang aman pada bulan Februari 2015.
*****
Adapun beberapa tokoh kewirausahaan sosial lain misalnya Rachel Brathen, Shiza Shahid, Scott Harrison, dan Sanjit Roy