Ngawi, 24 Juli 2025 – Pagi itu, suasana Balai Desa Cantel tampak lebih hidup dari biasanya. Senyum semangat para mahasiswa KKN dari Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (UNUGIRI) tampak menghiasi halaman, bersiap untuk menjalankan pengabdian selama satu bulan ke depan.
Kehadiran mereka bukan sekadar datang membawa program kerja, tapi juga membawa harapan bagi masyarakat desa—khususnya dalam upaya memajukan Koperasi Merah Putih yang menjadi kebanggaan warga setempat.
Rosyfiana Syafi’i Salma, Koordinator Kelompok KKN 45, tampak percaya diri saat menyampaikan sambutan.
Dengan suara yang lantang namun ramah, ia menyampaikan tekad seluruh anggota tim untuk bekerja sama dengan pemerintah desa dan masyarakat selama 30 hari ke depan.
“Kami bukan siapa-siapa tanpa bimbingan dan dukungan dari desa,” ujarnya tulus.
Dari barisan tamu undangan, Dr. Ari Abi Aufa, M.Phil., Dosen Pembimbing Lapangan, berdiri memberi semangat. Dengan penuh kepercayaan, ia menitipkan anak didiknya kepada masyarakat Cantel.
“Mereka hadir bukan untuk menggurui, tapi untuk belajar dan mengabdi. Kami percaya, potensi mereka akan berkembang melalui interaksi langsung dengan warga desa,” ungkapnya.

Tak kalah hangat, Suparlan—Kepala Desa Cantel—menyambut para mahasiswa dengan tangan terbuka. Bagi beliau, kehadiran mahasiswa adalah peluang emas.
Bukan hanya untuk desa, tapi juga untuk Koperasi Merah Putih yang selama ini terus diupayakan agar lebih maju dan modern.
“Kami butuh ide segar, terutama dalam pengelolaan koperasi dan digitalisasi. Kami yakin anak-anak muda ini bisa membantu kami melangkah ke arah itu,” katanya optimis.

Baca Juga: Lokapasar terbaik untuk belanja buku referensi dan buku ajar
Yang menarik, bukan hanya UNUGIRI yang turun mengabdi di desa ini. Mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) juga tengah menjalankan program serupa.
Dua kelompok dari dua universitas berbeda ini diharapkan mampu bersinergi dan saling mendukung, menciptakan kolaborasi lintas kampus demi kesejahteraan desa.
Acara ditutup dengan tawa dan canda saat sesi foto bersama, namun semangat kerja keras jelas terlihat dari mata para mahasiswa.
Dalam waktu dekat, mereka akan memaparkan program-program yang dirancang—semuanya berfokus pada pemberdayaan ekonomi lokal dan penguatan kapasitas masyarakat.
Desa Cantel kini tidak hanya menjadi lokasi pengabdian, tetapi juga tempat belajar dan tumbuh—baik bagi mahasiswa, maupun warga yang menyambut mereka dengan harapan baru.

*****
Penulis: Alfitrishofia Rahma Zaitun














