• TENTANG KAMI
  • KIRIM TULISAN
  • REDAKSI
FORKA
Indonesia Imaji
  • BERANDA
  • FORKA INSTITUE
    • RISET
    • DISKUSI
  • SOCIAL ENTERPRISE
  • BERITA
  • OPINI
  • AKADEMI
  • BISNIS
  • KOMUNITAS
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • FORKA INSTITUE
    • RISET
    • DISKUSI
  • SOCIAL ENTERPRISE
  • BERITA
  • OPINI
  • AKADEMI
  • BISNIS
  • KOMUNITAS
No Result
View All Result
FORKA
No Result
View All Result

Generasi Awal Kewirausahaan Sosial di Indonesia

FORKA INDONESIA by FORKA INDONESIA
May 21, 2025
in SOCIAL ENTERPRISE
0
Generasi Awal Kewirausahaan Sosial di Indonesia
0
SHARES
25
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Di Indonesia, konsep modern kewirausahaan sosial diperkenalkan oleh Ashoka Foundation pada tahun 1983 ketika yayasan tersebut meluncurkan program awalnya untuk mengidentifikasi, melatih dan mendanai wirausahawan lokal.

Namun, organisasi-organisasi yang memiliki karakteristik serupa dengan organisasi-organisasi yang saat ini diberi label sebagai wirausaha sosial dapat ditelusuri sejak masa pra-kemerdekaan pada akhir tahun 1800-an dan awal tahun 1900-an (Abdullah 2011; Idris & Hijrah Hati, 2013).

Selain itu, terdapat bukti yang menunjukkan hubungan antara gerakan sosial untuk kemerdekaan dan pertumbuhan kewirausahaan sosial di negara ini. Oleh karena itu, tampak bahwa setiap upaya untuk mengembangkan kerangka teori kewirausahaan sosial di Indonesia harus berakar pada analisis sejarah gerakan sosial sebelum kemerdekaan, dan kaitannya dengan situasi saat ini.

Kewirausahaan sosial di Indonesia merupakan pendekatan komprehensif untuk mengatasi masalah sosial, model bisnis berbasis kegiatan penguatan komunitas bagi penyandang disabilitas, wanita dengan pendidikan rendah, dan penduduk sekitar yang belum pernah melakukan suatu usaha. Kewirausahaan sosial membuka jalan bagi sektor ekonomi dan pendidikan karena dapat menyerap tenaga kerja sekaligus mengembangkan keterampilan wirausaha (Dalimunthe & Siahaan, 2023).

Dalam praktiknya di Indonesia, gerakan sosial dan Kewirausahaan Sosial bisa diibaratkan sebagai dua sisi mata uang yang sama (Idris & Hijrah Hati, 2013). Organisasi gerakan sosial pertama di wilayah jajahan didirikan pada tahun 1895 oleh Raden Wira Atmaja (Abdullah, 2006) berbentuk koperasi yang bertujuan untuk melindungi penduduk asli dari tingginya bunga pinjaman yang dibebankan oleh rentenir.

Setelah diperkenalkannya pemerintahan yang lebih etis oleh Belanda (akhir tahun 1890an hingga awal tahun 1990an), organisasi ini menerima dukungan pemerintah dan diambil alih, namun tetap mempertahankan tujuan awalnya untuk melayani masyarakat melalui pembiayaan mikro yang lebih murah dan lebih mudah diakses.

Selanjutnya, Aida Idrisa & Rahayu Hijrah Hati (2013) merangkum perkembangan kewirausahaan sosial di Indonesia dalam studi berjudul “Social Entrepreneurship in Indonesia: Lessons from the Past”.

 

No Organisasi (Tahun Pendirian) Pendiri Karakteristik Social Entrepreneurship
Kartini School (1903) Kartini – putri bangsawan Jawa, mendapat Eropa

pendidikan yang lebih rendah ketika sekolah perempuan dianggap tidak dapat diterima

a.     Kelompok Sasaran/Anggota: Pada awalnya sekolah ini hanya menerima anak perempuan pegawai kantor kabupaten. Kemudian dibuka untuk semua gadis lokal. Tujuan Sosial: Pemberdayaan gadis lokal dan kebangkitan tradisi Jawa. Menyerukan reformasi di bidang kesehatan masyarakat, kesejahteraan dan sektor pendidikan.

b.     Dampak Sosial: Menggagas emansipasi abadi dan modernitas tidak hanya bagi perempuan Indonesia tetapi juga seluruh masyarakat. Menginspirasi perempuan berprestasi lainnya untuk mendirikan sekolah perempuan pada masanya pemerintahan kolonial.

c.      Inovasi: Mendirikan sekolah kejuruan yang pada saat itu tidak tersedia untuk anak perempuan setempat.

d.     Sumber Pendapatan: Menghidupkan kembali ukiran kayu, tenun tekstil, pewarnaan, kerajinan emas dan perak serta kerang dengan mengawasi seniman muda

Sarekat Dagang
Islam (SDI) – (1905)
Samanhudi – batik entrepreneur a.     Kelompok Sasaran/Anggota: Awalnya hanya untuk pedagang pribumi, namun kemudian menjadi organisasi massa dengan keanggotaan terbuka bagi non-pedagang, termasuk Santri (sekte Muslim yang ketat) dan Abangan (liberalis). SI mengaku memiliki 360.000 anggota pada tahun 1914. Jumlah dan keragaman anggota meningkat karena orientasi politik yang lebih besar.
Sarekat Islam (SI) – (1912) H.O.S Tjokroaminot; Javanese
aristocrat, received advanced
European education.Agus Salim; Minangkabau
nobleman.
a.     Tujuan Sosial: Pemberdayaan pedagang lokal dan bantuan kepada Umat ​​Islam dalam memajukan kondisi sosial dan ekonominya.

b.     Dampak Sosial: SI adalah gerakan sosial nasionalis massal pertama di Indonesia.

c.      Inovasi: Toko SI membuka jalan bagi gerakan koperasi di kalangan kelas menengah Muslim di Indonesia. SI mempengaruhi perubahan

d.     hubungan antara Belanda dan Hindia Belanda (Indonesia). Hal ini menghidupkan kembali praktik Islam di Indonesia dan mempengaruhi kebangkitan Asia Timur.

e.     Sumber Pendapatan: Mendirikan koperasi toko dan hotel untuk meningkatkan pendapatan.

Adabiah School (1909) Muhammad Taher Marah
Sutan – entrepreneur,
shipping agency.
a.     Kelompok Sasaran/Anggota: Terbuka untuk semua penduduk setempat yang ingin mempelajari Islam dan pengetahuan umum.
Sjarikat Oesaha (1914) Abdullah Ahmad – intellectual,
received Islamic training in
Mecca.
a.     Tujuan Sosial: Membangun pilar modernisasi yang kuat melalui pendidikan dan melindungi pedagang lokal dari dominasi pedagang Belanda dan asing lainnya.

b.     Dampak Sosial: Memberikan perspektif baru dalam sistem sekolah Islam dan inspirasi bagi gelombang reformis pendidikan Islam berikutnya.

c.      Inovasi: Adabiah melakukan reformasi dalam pendidikan Islam. Sekolah tersebut memadukan ajaran agama dengan mata pelajaran sekuler.

d.     Sumber Pendapatan: Memasuki banyak bidang sosial seperti pendidikan, perdagangan, manajemen pemakaman, konstruksi, manajemen teater dan majalah keagamaan serta penerbitan buku.

Muhammadiyah (1912-saat ini) K.H. Ahmad Dahlan – pendakwah dari agama terpandang

keluarga, pedagang batik sukses, mengenyam pendidikan Islam di

Mekah

a.     Kelompok Sasaran/Anggota: Muhammadiyah mendirikan banyak lembaga yang memberikan pelayanan publik di bidang pendidikan dan kesejahteraan tidak hanya bagi umat Islam tetapi juga masyarakat pada umumnya.

b.     Tujuan Sosial: Memurnikan nilai-nilai Islam dan meningkatkan kesejahteraan umat Islam.

c.      Dampak Sosial: Mempengaruhi proses modernisasi dalam agama, gender dan kesejahteraan. Muhammadiyah dianggap sebagai reformis Muslim paling kuat di Asia Tenggara.

d.     Inovasi: Menghapus praktik-praktik tidak Islami yang telah terakumulasi selama berabad-abad di segala bidang termasuk sosial ekonomi.

e.     Sumber Pendapatan: Pendapatan diterima dari perdagangan dan pelayanan sosial, sedekah atau zakat dan sumbangan dari anggota dan non anggota

Nahdatul Tujar (1918) Wahab Chasbullah – pengusaha sukses, bergerak di bidang produk pertanian dan pertambangan, serta jasa biro perjalanan haji Kelompok Sasaran/Anggota: Terbuka namun dengan keanggotaan di pedesaan lebih besar dibandingkan di perkotaan.
Nahdatul Ulama (1926) Hasjim Asj’ari – ulama berlatar belakang pendidikan Timur Tengah a.     Tujuan Sosial: Membangun jaringan di kalangan pedagang Muslim di Jombang dan Surabaya, serta mengembangkan dan memberdayakan masyarakat Indonesia melalui program sosial-keagamaan dan pendidikan.

b.     Dampak Sosial: NU adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia dan dunia Muslim.

c.      Inovasi: Menghidupkan kembali nilai-nilai Islam dalam pendidikan dan perdagangan.

d.     Sumber Pendapatan: NU banyak mendirikan usaha, namun peran mereka lebih besar di bidang pendidikan adalah melalui pesantren.

Taman Siswa a.     Suwardi Surjaningrat atau Ki Hadjar Dewantara – anggota

keluarga bangsawan Jawa.

b.     Soetatmo Soerjokosoemo – Bangsawan Jawa.

a.     Kelompok Sasaran/Anggota: Terbuka namun lebih menarik bagi Abangan atau kelompok masyarakat yang tidak peduli dengan praktik formal keagamaan.

b.     Tujuan Sosial: Membebaskan masyarakat dari penjajahan melalui pendidikan adat yang menanamkan nilai-nilai kejawaan yang modern.

c.      Dampak Sosial: Menginspirasi banyak organisasi lain untuk mendirikan ‘sekolah liar’ serupa dengan Taman Siswa.

d.     Inovasi: Taman Siswa membebaskan lebih dari 166 sekolah mandiri pada tahun 1932 di Jawa dan Madura dari kendali pemerintah Belanda. Meski mengadopsi sistem pendidikan barat dan modern, namun tetap berusaha melestarikan budaya Jawa.

e.     Sumber Pendapatan: Mendirikan banyak sekolah swasta yang tidak mengadopsi kurikulum Belanda dan tidak disubsidi oleh Pemerintah Belanda

Himpunan
Saudagar
Indonesia (1930)
a.     Marah Sutan – pengusaha, juga mendirikan Sjarikat Oesaha atau

Liga Pengusaha

b.     Anwar St. Saidi – pengusaha muda, memulai bisnis pada usia 16 tahun.

a.     Kelompok Sasaran/Anggota: Pedagang lokal.

b.     Tujuan Sosial: Untuk memperkuat wirausahawan pribumi dan komunitas bisnis secara keseluruhan.

c.      Dampak Sosial: Bank membela pedagang pribumi dan memberikan bantuan mereka dengan modal.

d.     Inovasi: Mendirikan Bank Tabungan Pedagang dan Bank Pedagang Nasional.

e.     Sumber Pendapatan: Akses permodalan melalui tabungan nasabah dan investasi di bank.

Previous Post

Mengetuk Pikiran yang Tetutup; Sebuah Refleksi Hari Buku Nasional 2025

Next Post

PC PMII Kota Malang Dukung Pencalonan Moh. Sa’i Yusuf sebagai Ketua PKC PMII Jawa Timur

Next Post
PC PMII Kota Malang Dukung Pencalonan Moh. Sa’i Yusuf sebagai Ketua PKC PMII Jawa Timur

PC PMII Kota Malang Dukung Pencalonan Moh. Sa’i Yusuf sebagai Ketua PKC PMII Jawa Timur

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

STAY CONNECTED

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Penggolongan Koperasi

Penggolongan Koperasi

March 9, 2024
Memahami Teknologi dan Proses Produksi Ramah Lingkungan

Memahami Teknologi dan Proses Produksi Ramah Lingkungan

January 23, 2025
Lima Elemen Kualitas Layanan

Lima Elemen Kualitas Layanan

October 19, 2024
Mengubah Masalah Menjadi Ide Usaha

Mengubah Masalah Menjadi Ide Usaha

October 17, 2024
Generasi Pribumi Digital dan Urgensi Studi Bisnis Digital

Generasi Pribumi Digital dan Urgensi Studi Bisnis Digital

5
Pelatihan Kewirausahaan Pembuatan Tempat Hand Sanitizer

Pelatihan Kewirausahaan Pembuatan Tempat Hand Sanitizer

4
BISNIS YANG DIPREDIKSI SEGERA TUMBUH PASCA PANDEMI COVID-19

BISNIS YANG DIPREDIKSI SEGERA TUMBUH PASCA PANDEMI COVID-19

2
Mengubah Masalah Menjadi Ide Usaha

Mengubah Masalah Menjadi Ide Usaha

1
Gelar RTAR ke-10, Kader Perempuan Terpilih Menjadi Ketua PMII Rayon Mohammad Hatta

Gelar RTAR ke-10, Kader Perempuan Terpilih Menjadi Ketua PMII Rayon Mohammad Hatta

June 2, 2025
Kenalan dengan Tokoh-Tokoh Social Entrepreneurship

Kenalan dengan Tokoh-Tokoh Social Entrepreneurship

May 28, 2025
PC PMII Kota Malang Dukung Pencalonan Moh. Sa’i Yusuf sebagai Ketua PKC PMII Jawa Timur

PC PMII Kota Malang Dukung Pencalonan Moh. Sa’i Yusuf sebagai Ketua PKC PMII Jawa Timur

May 25, 2025
Generasi Awal Kewirausahaan Sosial di Indonesia

Generasi Awal Kewirausahaan Sosial di Indonesia

May 21, 2025
  • Penggolongan Koperasi

    Penggolongan Koperasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memahami Teknologi dan Proses Produksi Ramah Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lima Elemen Kualitas Layanan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengubah Masalah Menjadi Ide Usaha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • MENGENAL PHILIP KOTLER DAN PEMASARAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
FORKA

A research and training center focus on economic empowerment base on social entrepreneurship and digital technology #IndonesiaBerdaya

Email: idforka@gmail.com
Whatsapp: 0851-5840-5844

RECENT NEWS

Gelar RTAR ke-10, Kader Perempuan Terpilih Menjadi Ketua PMII Rayon Mohammad Hatta

Gelar RTAR ke-10, Kader Perempuan Terpilih Menjadi Ketua PMII Rayon Mohammad Hatta

June 2, 2025
Kenalan dengan Tokoh-Tokoh Social Entrepreneurship

Kenalan dengan Tokoh-Tokoh Social Entrepreneurship

May 28, 2025
PC PMII Kota Malang Dukung Pencalonan Moh. Sa’i Yusuf sebagai Ketua PKC PMII Jawa Timur

PC PMII Kota Malang Dukung Pencalonan Moh. Sa’i Yusuf sebagai Ketua PKC PMII Jawa Timur

May 25, 2025

POPULAR POST

Penggolongan Koperasi

Penggolongan Koperasi

March 9, 2024
Memahami Teknologi dan Proses Produksi Ramah Lingkungan

Memahami Teknologi dan Proses Produksi Ramah Lingkungan

January 23, 2025
Lima Elemen Kualitas Layanan

Lima Elemen Kualitas Layanan

October 19, 2024
  • TENTANG KAMI
  • KIRIM TULISAN
  • REDAKSI

© 2021 Forka Indonesia

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • FORKA INSTITUE
    • RISET
    • DISKUSI
  • SOCIAL ENTERPRISE
  • BERITA
  • OPINI
  • AKADEMI
  • BISNIS
  • KOMUNITAS
  • KIRIM TULISAN
  • REDAKSI
  • TENTANG KAMI

© 2021 Forka Indonesia