Inovasi sosial adalah solusi baru (produk, layanan, model, pasar, proses, dll.) yang, secara bersamaan, memenuhi kebutuhan sosial (lebih efektif daripada solusi yang ada), menciptakan kemampuan dan hubungan baru atau lebih baik, dan memanfaatkan aset dan sumber daya dengan lebih baik. Dengan kata lain, inovasi sosial bermanfaat bagi masyarakat dan meningkatkan kapasitas masyarakat untuk bertindak. (Caulier-Grice et al., 2012)
Menurut Bill Drayton (pendiri Ashoka Foundation) selaku penggagas social entrepreneurship terdapat dua hal kunci dalam social entrepreneurship. Pertama, adanya inovasi sosial yang mampu mengubah sistem yang ada di masyarakat. Kedua, hadirnya individu yang memiliki visi, kreatif, berjiwa wirausaha (entrepreneurial), dan beretika di belakang gagasan inovatif tersebut (Okpara & Halkias, 2011)
Indikator yang dapat dijadikan tolok ukur wirausahawan sosial berhasil melakukan inovasi sosial dapat dinilai oleh elemen inti yaitu individu pelaku bisnis sosial mampu mengerjakan sesuatu hal yang mampu memenuhi kebutuhan sosial. Hal ini terlaksana dengan baik apabila berkembang kesadaran bahwa aktivitas yang dilakukan memiliki pondasi misi yang jelas dan bertujuan memecahkan masalah dengan cara bermartabat sehingga memperoleh benefit yang dinikmati oleh komunitas. (Portales, 2019)
Ada delapan aspek inovasi sosial yang membedakannya dari jenis inovasi lainnya (The Young Foundation, 2012).
- Lintas-sektoral (intersectoral). Inovasi sosial dapat mencakup dan terjadi di semua sektor dan berpindah antarsektor saat berkembang.
- Terbuka dan kolaboratif. Inovasi sosial harus inklusif dan mampu menambah jumlah pelaku yang lebih banyak dalam pengembangan dan implementasinya. Teknologi mendukung kepatuhan terhadap aspek ini karena memungkinkan pertukaran kode atau solusi dalam konteks lain.
- Bottom-up. Komunitas dan penerima manfaat adalah mereka yang mengembangkan inisiatif ini, mendorong proses pemberdayaan dan meningkatkan efisiensi solusi.
- Pro-sumption dan co-production. Tidak ada batasan eksplisit antara siapa yang memproduksi dan siapa yang mengonsumsi. Pengguna menjadi produsen atau pemasok. Perubahan dalam visi tentang siapa yang menerima manfaat menjadi tanggung jawab bersama produsen dan konsumen untuk solusi dan pemeliharaannya dalam jangka panjang.
- Dimulai dengan gagasan bahwa kesejahteraan individu dan kolektif hanya dapat diperoleh melalui saling ketergantungan.
- Ciptakan peran dan hubungan baru. Peran dan hubungan tersebut dikembangkan “dengan” dan “oleh” pengguna dan tidak diberikan “kepada” mereka—inovasi sosial dibedakan berdasarkan jenis hubungan yang diciptakannya.
- Pemanfaatan aset dan sumber daya yang lebih baik. Pengakuan, eksploitasi, dan koordinasi aset sosial yang mendasarinya.
- Kembangkan aset dan kemampuan. Pendekatan partisipatif dari inovasi sosial harus memungkinkan penerima manfaat untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang.
Masyarakat menerima dampak yang berharga dengan kehadiran bisnis sosial karena wirausahawan sosial dapat mengatasi permasalahan yang dialami masyarakat, salah satunya masalah pengangguran dan kemiskinan. Adapun nilai-nilai yang menggerakkan wirausahawan untuk menciptakan suatu inovasi di masyarakat adalah sebagai berikut.
- Wirausahawan bukan lagi fokus pada persaingan, melainkan kolaborasi lebih baik dan bermanfaat.
- Wirausahawan bukan lagi mengejar keuntungan pribadi, melainkan misi sosial yang menjadi tujuan harus diutamakan.
- Wirausahawan bukan lagi memikirkan bagaimana menghancurkan pesaing, melainkan memikirkan kesejahteraan sosial sebagai misi utama. (Dalimunthe, RF., & Siahaan, 2023)
Kewirausahaan sosial harus melakukan kombinasi antara prinsip bisnis, kecerdasan, dan teknologi. Selain itu, pelaku kewirausahaan sosial juga perlu memperhatikan kebijakan, sistem, dan industri yang ada sebelum membuat suatu inovasi. Contoh nyata inovasi di bidang kewirausahaan sosial adalah Sanergy dan Embrace Innovations.
Sanergy merupakan perusahaan kewirausahaan sosial yang berfokus pada masalah sanitasi di kawasan kumuh di Kenya. Mereka menggunakan model bisnis inovatif untuk membangun dan mengoperasikan jaringan toilet umum yang bersih dan aman. Selain itu, mereka juga mengumpulkan dan memproses limbah manusia dari toilet tersebut menjadi pupuk organik yang bernilai tinggi. Sanergy telah memberikan akses sanitasi yang lebih baik, menciptakan lapangan kerja, dan memberdayakan komunitas miskin di Kenya.
Embrace Innovations adalah perusahaan kewirausahaan sosial yang meniptakan inovasi dalam perawatan bayi. Mereka telah mengembangkan Embrace Warmer, yaitu suatu inovasi yang berfungsi sebagai inkubator bayi portabel dan terjangkau untuk mengatasi masalah kematian bayi yang disebabkan oleh hipotermia. Inovasi mereka memberikan solusi yang efektif bagi komunitas.