URGENSI PENGUKURAN DAMPAK SOSIAL
Komite Bantuan Pembangunan OECD menjelaskan dampak sebagai dampak positif, negatif, langsung atau tidak langsung, dan jangka pendek dan jangka panjang yang menyeluruh dari suatu intervensi untuk tujuan pembangunan, yang disengaja atau tidak. Dampak ini dapat berupa dampak sosial budaya, ekonomi, teknologi, lingkungan, kelembagaan, atau jenis dampak lainnya. (Ali et al., 2019)
Pengukuran dampak sosial melibatkan penilaian hasil sosial dan/atau lingkungan dari aktivitas wirausaha sosial. Dimana wirausaha sosial memiliki struktur ganda yang terdiri dari penciptaan nilai sosial, lingkungan, dan ekonomi. Sementara nilai ekonomi dapat dengan mudah dinilai dengan menghitung jumlah penjualan yang dihasilkan oleh organisasi atau jumlah uang yang diinvestasikan ke dalamnya, penciptaan nilai sosial dan lingkungan dapat bersifat subjektif dan sulit untuk dievaluasi.
Namun, ada berbagai alasan mengapa wirausaha sosial harus menilai dampaknya, termasuk untuk mengomunikasikan proposisi nilai mereka dengan lebih baik, untuk mengalokasikan sumber daya secara memadai untuk aktivitas sosial dan lingkungan, untuk menunjukkan keberhasilan atau kemajuan, dan untuk memberikan bukti bagi pemerintah dan penyandang dana serta investor filantropi.
Ada perbedaan besar antara kegiatan sosial dan hasil dari kegiatan sosial tersebut. Sekadar terlibat dalam kegiatan sosial tidak menunjukkan bahwa mereka berhasil atau bahkan mencapai tujuan yang ingin mereka capai. Belum lagi, wirausahawan sosial tidak selalu manusia yang beretika; mereka mungkin hanya wirausahawan yang melihat peluang berharga dalam masalah sosial. Dengan semua ini dalam pikiran, mengukur hasil penciptaan nilai sosial menjadi penting. Berbagai alat kuantitatif dan kualitatif tersedia untuk mengukur dampak sosial. (Weaver, 2022)
Beberapa alat kuantitatif seperti Analisis Biaya-Efektivitas, Analisis Biaya-Manfaat, Pengembalian Sosial atas Investasi oleh REDF, dan B Analytics oleh B Lab telah dikembangkan secara khusus untuk mengukur dampak sosial. Namun, teknik kualitatif terutama merupakan teknik yang umum digunakan dalam penelitian ilmiah secara keseluruhan seperti wawancara, kelompok fokus, studi kasus, dan pendekatan kapabilitas.
Pengukuran kuantitatif bertujuan untuk menerjemahkan hasil sosial dalam bentuk angka dan jumlah uang yang diinvestasikan ke dalam program sosial. (Weaver, 2022)
No | Alat Pengukuran | Provider/Developer |
1 | Acumen fund BACO ratio | Acumen Fund |
2 | AtKisson compass assessment for investors
|
AtKisson, Inc |
3 | B analytics
|
B-Lab |
4 | Balanced scorecard (BSC)
|
Robert Kaplan and David Norton |
5 | Center for high impact philanthropy (CHIP) cost per impact |
Center for High Impact Philanthropy |
6 | Cost–benefit analysis/benefit–cost analysis | Digunakan dan dirancang secara berbeda oleh berbagai organisasi. |
7 | Cost-effectiveness analysis
|
Digunakan dan dirancang secara berbeda oleh berbagai organisasi. |
8 | Ongoing assessment of social impacts | REDF
|
9 | Poverty and social impact analysis | The World Bank
|
10 | Social return assessment
|
Pacific Community Ventures |
11 | Social return on investment | REDF |
Sumber: Clark, C., & Rosenzweig, W. (2004) dan Tuan, M. T. (2008)
MENGENAL KONSEP SOCIAL RETURN ON INVESTMENT
Sejak awal tahun 2000-an, minat untuk menggunakan Pengembalian Investasi Sosial (Social Return on Investment/SROI) sebagai ukuran untuk menilai kinerja perusahaan sosial telah meningkat. Dengan analogi dengan mitra bisnisnya, Pengembalian Investasi (Return on Investment/ROI), SROI adalah metrik yang membandingkan biaya sosial yang diuangkan dari suatu program dengan manfaat sosial yang diuangkan dari pencapaian suatu hasil (atau serangkaian hasil). (Cordes, 2017)
Misalnya, menghitung SROI dari rumah singgah nirlaba untuk pecandu narkoba mungkin melibatkan estimasi pengurangan biaya sosial yang dapat dikaitkan dengan keberhasilan rehabilitasi pecandu, dan membandingkannya dengan biaya sosial untuk mengoperasikan rumah singgah tersebut. Atau, total pengembalian dari perusahaan sosial yang mencari laba yang menyediakan perumahan yang terjangkau mungkin terdiri dari pengembalian investasi swasta tradisional beserta nilai ekonomi dari pemenuhan kebutuhan perumahan rumah tangga berpendapatan rendah.
Menurut New Economics Foundation (2009) SROI merupakan suatu kajian analitis yang mengubah dampak berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan untuk mengatur kesejahteraan ekonomi, sosial, dan lingkungan menjadi mata uang, kemudian membandingkan dana yang diinvestasikan sebelum dampak terjadi. SROI juga mendukung terwujudnya pembangunan berkelanjutan karena setiap program akan diukur efektivitasnya dengan mengacu pada dampak-dampak yang dihasilkan setelahnya. (Gunawan et al., 2021)
Metode SROI didasarkan pada analisis biaya-manfaat (Cost-Benefit Analysis) konvensional, sebuah proses sistematis untuk menghitung manfaat dan biaya sebuah proyek atau program dan pada akhirnya digunakan untuk pengambilan keputusan oleh pemerintah atau penyandang dana lainnya. Namun, SROI membawa analisis biaya-manfaat selangkah lebih maju dalam menetapkan nilai moneter untuk keuntungan lainnya, seperti keuntungan sosial atau lingkungan, untuk menunjukkan pandangan holistik dari nilai yang telah diciptakan dan secara khusus ditujukan untuk menginformasikan pengambilan keputusan praktisi di perusahaan sosial dan (calon) penyandang dana. SROI menilai nilai hasil sosial yang diciptakan oleh perusahaan sosial dan mengaitkannya dengan biaya relatif yang dibutuhkan untuk mencapai hasil tersebut. (Walk et al., 2015)
Singkatnya, tujuan SROI adalah untuk menguji hubungan antara input dan dampaknya. DAmpak tersebut dapat dinikmati oleh pemangku kepentingan karena adanya suatu aktifitas yang dilakukan oleh organisasi yang telah menginvestasikan sejumlah sumber dayanya untuk aktivitas tersebut.
Oleh sebab itu, SROI dapat digunakan untuk mengukur keseluruhan dampak yang dihasilkan oleh suatu organisasi (seperti Social Entrepreneur) atau mengukur suatu aktivitas yang dikerjakan (seperti program/project).
- Manfaat SROI
Ada beberapa manfaat strategis dari implementasi SROI bagi para pemangku kepentingan, yaitu sebagai berikut:
- Alat bagi pengambilan Keputusan internal
- Keputusan alokasi sumber daya yang lebih baik
- Komunikasi transparan
- Perbaikan dan pengawasan kinerja yang berkesinambungan
- analisis kuantitatif atas dampak (outcomes)
- Penyediaan layanan yang lebih efektif
- Merefleksikan tujuan program
- Akuntabilitas bagi pemangku kepentingan
- Integritas, kredibiltas dan kegunaan informasi.
- Prinsip-Prinsip SROI
Menurut Nicholls at. al. (2009) ada dua tipe SROI, yaitu:
- Analisis SROI evaluatif dilakukan secara retrospektif dan berdasarkan hasil aktual yang telah terjadi atau yang sedang berlangsung.
- Analisis SROI forecast memprediksi (prospektif) berapa nilai sosial akan tercipta apabila kegiatan yang direncanakan berjalan dan memenuhi hasil yang diharapkan. Analisis forecast dilakukan ketika ingin merencanakan suatu kegiatan karena dapat menunjukkan bagaimana memaksimalkan investasi dan menunjukkan hambatan-hambatan yang harus ditanggulangi.
Di dalam implementasinya, SROI memiliki beberapa prinsip yang harus ditaati dalam mengukur dampak dari suatu program/proyek. Terdapat 7 (tujuh) prinsip SROI, yang akan memberikan sebuah pedoman agar analisis SROI yang dilaksanakan lebih kredibel dan reliable (Social Ventures Australia Consulting, 2012). Ketujuh prinsip tersebut adalah:
- Memahami apa yang berubah.
- Mengikutsertakan pemangku kepentingan
- Memberi nilai pada sesuatu yang penting
- Hanya mengikutsertakan yang materil
- Jangan berlebihan
- Transparansi
- Verifikasi hasil
- Tahapan Analisis SROI
Menurut Purwohedi et al (2023) Analisis SROI merupakan analisis yang dilakukan dengan menetapkan dampak dan menilai dampak tersebut dengan menggunakan financial proxy dan pembobotan.
Hasil rasio yang didapat dari analisis SROI ini menunjukkan satu rupiah yang telah diinvestasikan akan menghasilkan dampak dengan nilai rasio yang dihasilkan. Nilai ini merupakan nilai moneter dalam bentuk kuantitatif sehingga investor akan mudah mengetahui sejauh mana manfaat dari investasi yang telah dia lakukan. Selanjutnya, akan dijelaskan tahapan-tahapan dalam analisis SROI.
A. Menetapkan ruang lingkup
- Aktivitas
- Pembiayaan
- Tujuan dari aktivitas
- Maksud dari analisis
- Periode waktu
- Prediksi atau evaluasi
B. Mengidentifikasi Pemangku Kepentingan (Stakeholders)
C. Memetakan Dampak
- Identifikasi input dan pemberian nilai input
- Mengklarifikasi output
- Menentukan manfaat
D. Membuktikan adanya dampak dan memberinya nilai
- Menetapkan Indikator
- Ukuran keuangan
- Jangka waktu (duration)
E. Menetapkan Dampak
- Deadweight: Apakah dampak ini akan terjadi begitu saja?
- Attribution: Siapa lagi yang berkontribusi terhadap dampak ini?
- Displacement: Apakah dampak menggantikan kebiasaan baik lain?
- Drop-Off
F. Menghitung (Calculating) Rasio SROI
G. Pelaporan, Penggunaan dan Penerapan. (Purwohedi et al, 2023)