Soka, Klaten – Parenting adalah pola asuh atau pendekatan yang diterapkan orang tua dalam mendidik, membimbing, dan mendukung tumbuh kembang anak.
Ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pemenuhan kebutuhan dasar anak hingga pembentukan karakter, emosional, dan kemampuan sosial anak.
Tujuan dari parenting adalah membantu anak tumbuh menjadi individu yang sehat, mandiri, dan bertanggung jawab.
Sabtu pagi (19/7/25) KKN 189 UIN Surakarta menyelengarakan Sosialisasi Smart Parenting dengan tajuk “Menjadi Orang Tua Cerdas yang Mendidik Anak dengan Cinta dan Ilmu di Era Modern” yang dihadiri oleh Kader PKK, perwakilan guru SDN 1 Soka, perwakilan guru TK Pertiwi Soka, dan Ibu-ibu rumah tangga.
Heri selaku ketua dalam sambutannya menyampaikan bahwa, smart bukan berarti orang tua harus bisa dan tahu segalanya. Tapi smart artinya kita mau belajar, mau mendengarkan, mau berubah.
Karena pada akhirnya, yang kita harapkan bukan hanya anak yang pintar, tapi anak yang berakhlak, bahagia, dan bertumbuh dengan cinta.
Berbeda dengan parenting VOC zaman dahulu, yang menekankan kedisiplinan dan aturan ketat, kalau bandel dipukul, kalau tidak mau nurut dicubit.
Ini dapat membuat anak patuh dan disiplin, tetapi juga berisiko menimbulkan dampak negatif pada perkembangan emosional dan psikologis anak.
Ibu Ditta sebagai pemateri sekaligus Konselor Tumbuh Kembang Anak dalam penyampaiannya menjelaskan bahwa, anak remaja saat ini beresiko untuk bunuh diri dan banyak faktor yang memengaruhi keputusan tersebut, mulai dari gangguan kesehatan mental; tekanan akademik; konflik keluarga; pelecehan atau kekerasan; kegagalan dalam hubungan romantis; masalah ekonomi; pengaruh media sosial.
Baca Juga: Pilihan Terbaik untuk Menerbitkan Karyamu Menjadi Buku Ber-ISBN
Di tengah populernya game online, jika anak tidak diawasi, tidak diberi batas bermain, bahaya grooming melalui game online ini akan selalu mengintai dan lebih mirisnya lagi banyak anak dibawah umur yang menjadi korbannya.
Kemudian orang tua jangan mewarisi anak dengan trauma atau inner child, orang tua mungkin sudah lupa apa yang dilakukan terhadap anak hingga menggoreskan luka, tapi anak tidak akan pernah lupa atas ketidaknyamanan di masa kecil yang masih membekas hingga anak tumbuh dewasa.

Rekomendasi pola asuh cerdas untuk orang tua, Bapak-Ibu; sistem keluarga kolektif kolegial; pola asuh demokratis; memahami potensi anak sejak dini.
Juga roles model ala Rasulullah yakni, Rahmah: Relasi orangtua dengan anak, begitupun sebaliknya harus dilandasi kasih sayang; Mas’uliyyah (Tanggungjawab): Mengajarkan anak untuk. bertanggungjawab, disiplin dan mandiri serta mematuhi kesepakatan keluarga; Maslahah: Pengasuhan mendidik anak menjadi pribadi saleh, kontributif dan bermanfaat; dan Uswatun hasanah bagi anak, tidak hanya menyuruh tapi orang tua juga harus memberi contoh teladan yang baik.
Sesi diskusi, diakhiri dengan closing statement oleh Ibu Ditta mengutip dari Kahlil Gibran, seorang pujangga dari Lebanon-Amerika “Anakmu bukanlah milikmu. Mereka adalah putra-putri Sang Hidup, ia rindu akan dirinya sendiri. Mereka lahir lewat engkau. Mereka ada padamu, tetapi bukanlah milikmu.”














