Magelang, 28 Juli 2025 — Dalam upaya melestarikan budaya Jawa sekaligus meningkatkan kemampuan berbahasa krama di kalangan generasi muda, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Tidar menggelar kegiatan Gladhen Bahasa Jawa bertajuk “Pamedar Sabda Tuwin Pranatacara”.
Kegiatan ini berlangsung dalam dua sesi, yakni pada Senin, 21 Juli 2025 dan Senin, 28 Juli 2025, bertempat di aula balai Desa Tanjunganom, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
Gladhen ini menjadi ruang pembelajaran interaktif bagi para peserta untuk memahami dan mempraktikkan teknik bertutur serta berpidato dalam Bahasa Jawa yang santun dan sesuai kaidah.
“Program gladhen Bahasa Jawa ini luar biasa bagus. Anak-anak muda sekarang banyak yang lupa atau canggung ngomong Basa Jawa krama. Dengan kegiatan ini, mereka jadi semangat belajar dan merasa bangga nganggo basa Jawa ing kahanan resmi” Ujar Pak Landung, Kepala Dusun sekaligus tokoh masyarakat Desa Tanjunganom.
Baca Juga: Lokapasar terbaik untuk belanja buku referensi perkuliahan
Gladhen pertama membahas materi dasar seperti teknik sambutan, pidato, dan MC menggunakan bahasa Jawa krama alus secara tepat dan kontekstual. Sementara itu, gladen kedua diisi dengan praktik langsung menjadi MC (pranatacara) dan penggunaan kalimat pembuka puji syukur yang sesuai dengan kaidah bahasa Jawa.
Peserta dilatih untuk menyusun struktur acara secara runtut, memadukan bahasa yang santun dengan penampilan percaya diri di depan umum.
Kegiatan ini menghadirkan Bapak Ahmad Triyono Slamet, seorang penggiat sastra Jawa yang telah lama berkecimpung dalam dunia pranatacara dan pelestarian budaya Jawa.
Dengan pembawaan yang interaktif dan penuh semangat, beliau berhasil menyulut antusiasme peserta yang terdiri dari perangkat desa serta pemuda-pemudi Tanjunganom.
Gladhen ini menjadi ruang belajar sekaligus pelestarian bahasa Jawa di tengah arus modernisasi yang semakin deras. Kegiatan ini pun mendapat apresiasi dari Perangkat Desa Tanjunganom yang disampaikan langsung oleh Pak Tamam, bahwa:
“Top tenan gladhen iki hal penting sing sering dilaleke karo masyarakat, ojo nganti jati diri budaya ilang, Basa Jawa kuwi warisan, lan lewat gladhen iki pemuda pemudi desa dadi ngerti carane ngajeni lan ngugemi budaya dewe”














