Penulis: Muhammad Luthfi Hamdani
Di Indonesia, ekonomi digital semakin berkembang. Terutama dalam bidang transaksi jual beli secara elektronik melalui media internet (e-commerce).
Misalnya dengan maraknya transaksi elektronik dalam bertransaksi menggantikan sistem tradisional. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia ikut bersaing dalam dunia ekonomi digital. Industri e-commerce ini tidak semata mata hanya membicarakan tentang jual beli barang dan jasa via internet.
Tetapi ada juga hal lain didalamnya seperti penyedia jasa layanan antar penyelenggara jasa telekomunikasi dan lain-lain (Setiawan, 2018).
Menurut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, nilai ekonomi digital Indonesia tercatat terus tumbuh dan menjadi yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Pada tahun 2023, nilai ekonomi digital Indonesia mencapai nilai sebesar USD82 miliar dan diperkirakan akan mampu mencapai nilai sebesar USD109 miliar pada tahun 2025.
Selain itu, 40% pangsa pasar ekonomi digital Asia Tenggara berada di Indonesia. Digital Economy Framework Agreement (DEFA) Negotiation juga telah diluncurkan pada September 2023 dan diharapkan menjadi katalisator dalam meningkatkan nilai ekonomi digital ASEAN menjadi USD2 triliun pada tahun 2030.
Besarnya potensi dan peluang ekonomi digital ini harus menciptakan pemerataan ekonomi di Indonesia. Serta agar kue ekonomi digital bertambah besar, minimal sesuai dengan prediksi sejumlah lembaga, pemerintah pun kini tengah mendorong sebanyak 30 juta para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bisa masuk dalam ekosistem digital pada 2024.
Baca Juga: Buku Referensi Membangun Bisnis Sosial
Berdasarkan data Kementerian Koordinator Perekonomian, kini terdapat lebih dari 27 juta UMKM yang sudah go digital saat ini. Kedepan, menurut Kemenko Perekonomian, yang terpenting bukan hanya tentang go digital tetapi bagaimana produk-produk UMKM dapat terjual hingga ke pasar digital.
Contoh Bisnis Digital di Indonesia
Perusahaan berbasis digital di Indonesia terus bertambah, beberapa contohnya adalah sebagai berikut:
1. Gojek-Tokopedia
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (ditulis GoTo) adalah perusahaan ekosistem digital berbasis teknologi yang beroperasi di Indonesia, yang dibentuk sebagai penggabungan antara Gojek dan Tokopedia. Berbasis di Jakarta. GoTo telah menjadi ekosistem terbarukan mewujudkan ketahanan identitas korporasi.
GoTo bermula sebagai perusahaan yang menyediakan layanan transportasi daring dengan nama badan hukum PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa, yang menggunakan nama Gojek. Perusahaan kemudian berubah nama menjadi GoTo setelah bergabungnya Tokopedia, yang merupakan salah satu lokapasar daring terbesar di Indonesia, pada tahun 2021. GoTo menawarkan layanan-layanan seperti transportasi berbagi tumpangan (GoCar dan GoRide), layanan logistik on-demand (GoSend), dan lokapasar (Tokopedia). Selain itu terdapat Goto Financial yang membawahi pembayaran digital (GoPay), kasir berbasis komputasi awan (MokaPOS) dan gerbang pembayaran (Midtrans).
Pada tahun 2022, GoTo menjadi perusahaan Dekacorn pertama yang menjadi perusahaan terbuka di bursa efek kawasan Asia Tenggara, dengan nilai penawaran umum sebesar Rp15,8 triliun (sekitar US$1,1 miliar), yang menjadikan IPO GoTo terbesar di Indonesia, ketiga di Asia, dan kelima di dunia, pada periode Januari-April 2022. GoTo adalah salah satu dari lima perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp452 triliun per 11 April 2022.
2. Bank BCA
Digitalisasi pun berkembang pesat di sektor perbankan. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) nilai transaksi digital banking tercatat Rp13.827 triliun pada Juni 2023, tumbuh sebesar 11,6 persen yoy.
Wakil Presiden Direktur BCA Gregory Hendra Lembong mengatakan transformasi digital juga terjadi di BCA. Menurutnya, 99,7 transaksi di BCA sudah dijalankan melalui kanal digital, seperti mobile banking. Hanya 0,3 persen saja transaksi dijalankan di kantor cabang. BCA juga mencatat volume transaksi di kanal mobile banking tumbuh pesat 44 persen yoy pada paruh pertama tahun ini. Frekuensi transaksi QRIS juga naik 4,2 kali lipat secara tahunan.